[ TBP - 27 ]

13.3K 1.6K 295
                                    

-THE BILLIONAIRE'S PRINCE -


[ Apartemen - 27 ]

NORMAL POV



Suara kicauan burung, cahaya yang menembus permukaan kaca jendela kamar salah satu apartemen. Mata seorang gadis yang tertidur di ranjang berukur king size perlahan terbuka. Kepalanya terasa pening, Ia berdesis.

Maniknya menyapu bersih ruangan. Ia terkesiap segera duduk dengan punggung menyender di kepala tempat tidur. Ia mengernyit, kamar ini... ia tidak mengenalnya sama sekali!

Salwa melirik ujung dari ruangan ketika dirinya mendengar suara derit pintu. Ia menelan nafasnya. Lehernya tercekat ketika seorang pria keluar dari ruangan tersebut. Yang Salwa tebak sebagai kamar mandi.

Atasannya hanya menggunakan handuk menggantung di pinggang pemuda tersebut. Hingga, terbentuk V di tubuh Ferran. Sialan! Wajahnya pasti sudah memerah. Ia menggeleng, Salwa tak tergoda pada tubuh yang memiliki abs tersebut. Tidak!

"Tatap aja terus, Sayang. Sampai puas ya?"

Leher Salwa naik, mendongkak melihat Ferran dan rambutnya yang basah. Tetes-tetes air jatuh dari helaian rambut pria tersebut. Gila! Salwa hampir gila!

"Udah bangun? Gimana semalem?"

Salwa mengernyit, semalam? Apa yang mereka lakukan semalam? Otaknya tak bisa berpikir! Setelah kejadian tatap-tatapan Salwa tak dapat mengingatnya lagi.

"K-kita ngapain semalem?"

Ferran memainkan lidahnya di rongga mulut. Sepertinya, ini akan sangat menarik jika dirinya mempermainkan Salwa? Cukup dirinya dan Cleo lah yang tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Ia menghampiri Salwa, menunduk pada gadis tersebut. Menaikkan satu alisnya.

"Serius lupa? Nggak inget sama sekali?"

Salwa menggeleng cepat. Jantungnya berdegup kencang karena membayangkan apa yang terjadi, selain itu jarak Ferran yang terlalu dekat membuatnya tak bisa berpikiran jernih. Tapi, kalau mereka memang melakukan hal aneh-aneh. Kenapa seluruh pakaiannya masih utuh?

"Wah, Salwa.. Wahh. Harga diri Saya terluka loh. Kamu bahkan makan bibir saya ganas banget."

Salwa tercengang, terperangah tak percaya. Sialan! Apakah dirinya ternyata memendam sikap liar yang menggebu? Hanya karena seteguk cocktail?

"Kamu mau liat? Rekaman cctv di bar.. Hm, tapi saya nggak yakin kamu bakal tahan. Soalnya... Ah nggak usah saya jelasin deh."

Kenapa Ferran se-ambigu ini? Ia hampir tak dapat bernafas dengan benar. Tuhan, kenapa dirinya tak ingat kejadian semalam?

"Btw, saya mau ganti baju. Mau dilihatin apa gimana nih?" Ferran memainkan satu alisnya. Dengan gerakan cepat, Salwa mendorong bahu Ferran menjauh.

Aroma tubuh pria tersebut membuatnya berdesir. Ia berlari keluar kamar, membanting pintu kayu itu. Ferran menggeleng pelan, kenapa dirinya selalu seperti ini saat di dekat Salwa?

-oOo-

Ferran melipat kemeja putih yang Ia gunakan sampai ke perbatasan siku. Kakinya dibalut celana kain, lengannya tersampir jas hitam dan dasi. Sedangkan tangannya menggenggam tas kerja. Ia berjalan keluar kamar.

Matanya menangkap Salwa yang duduk memandangi televisi. Ia menaruh tasnya di meja depan Salwa.

"Saya pikir kamu nyiapin saya sarapan. Kayak di film-film gitu," ujarnya. Menyerahkan dasi berwarna merah pada Salwa.

THE BILLIONAIRE'S PRINCE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang