Bara memarkirkan mobilnya digarasi rumahnya, kepalanya pusing mengingat kejadian beberapa menit lalu saat dirinya menemukan gadis lemah yang sedang diganggu pria hidung belang. Kalau, bukan karena sahabatnya bara tak mungkin masuk dan menginjakkan kakinya ditempat terkutuk tersebut
Flashback On
Bara sedang merenggangkan otot ditubuhnya yang begitu pegal setelah jadwal flightnya ia baru saja mendarat di Bandara Internasional Soekarno - Hatta 1 jam yang lalu. Baru saja ia merebahkan tubuhnya diranjang hotel tiba-tiba ponselnya berdering dengan malas akhirnya bara mengangkat telfon tersebut
"Hallo Assalamualaikum?" Sapa bara kepada sahabatnya
"Woy bar lo dimana tolongin gue" Jawab ando dengan suara seraknya. Ando adalah sahabat bara dari kelas 1 SMP
"Bukannya jawab salam malah langsung nyrocos aja lo kek burung" jawab bara sambil terkekeh
"Iya iya waalaikumsalam Captain Bara" Kata ando dengan malas
"Nah gitu dong bagus, ada apa ndo kenapa lo telfon gue tiba-tiba?" Tanya bara santai
"Bar tolongin gue buruan gue mabuk gue diclub sumpah gue udah ga kuat buat pulang apalagi bawa mobil pusing pala gue" Kata ando seraya memohon
"Ogah banget gila emang lo ngapain sih pake ketempat sialan itu?" Tanya bara
"Jahat lo bara buruan dah gue tunggu, ceritanya panjang kenapa gue bisa disini pokoknya lo kesini gue tunggu" Kata ando lalu mematikan sambungan telfonnya
Bara langsung mengganti seragamnya dengan pakaian santai dibalut dengan jaket abu-abunya, tanpa berfikir panjang bara langsung menuju club untuk menjemput ando, bara tak sendirian dia membawa 2 orang bodyguard untuk membantu membawa ando yang mabuk berat. Setelah sampai diclub bara langsung masuk dan mengedarkan pandangannya mencari dimana ando berada, tiba-tiba bara melihat seorang gadis yang tengah diganggu pria hidung belang tanpa banyak kata bara langsung menyuruh bodyguardnya mencari ando
"Kalian cari Ando lalu bawa dia pulang saya ada urusan sebentar" Kata bara
"Siap Tuan" Jawab kedua bodyguardnya
Tanpa pikir panjang bara langsung berlari dan menghajar pria berhidung belang tanpa ampun, setelah itu bara langsung menarik gadis itu keluar dari club dan memberikan jaketnya untuk menutupi pundaknya yang terbuka
"Lain kali kalo beli baju jangan yang kurang bahan" Ucap bara dingin, gadis itu masih terus menunduk
"Makasih udah nolongin gue" Ucap gadis itu pelan sambil menunduk
"Saya anterin kamu pulang ini udah malem ga baik perempuan pulang sendirian" Kata bara dingin
"HAH?!" gadis itu nampak terkejut
"Dimana rumah kamu?" Tanya bara
"Jalan Mario No. 12" Jawab gadis itu
Setelah Sampai didepan rumah gadis itu, gadis tersebut turun dari mobil bara lalu mengucapkan Terimakasih, Bara tak menjawab ia langsung pergi meninggalkan gadis itu didepan rumahnya
Flashback Off
Waktu Menunjukkan pukul 23.30 itu artinya semua orang dirumah sudah tertidur. Bara langsung membuka pintu rumahnya lalu menuju ke kamar untuk membersihkan diri dan beristirahat
***
Allahu Akbar... Allahu Akbar
Suara adzan berkumandang begitu merdu membuat bara bergegas beranjak dari kasurnya dan menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan mengambil wudhu. Setelah selesai bara bersiap menuju masjid melaksanakan kewajibannya bersama sang Ayah
"Pulang jam berapa nak?" tanya bunda begitu bara turun dari tangga menuju dapur menemui bunda
"Jam setengah 12 bun hehe biasa bun" jawab bara sambil nyengir
"Kamu ini kapan si kamu bisa ambil cuty?" tanya bunda kesal
"Belum tau si bun hehe, ya udah bara berangkat dulu ya bun ayah udh nunggu didepan assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"jawab bunda
***
Waktu menunjukkan pukul 06.25 kebetulan ini hari minggu bara libur tidak ada jadwal flight, keluarga bara berkumpul untuk sarapan pagi"Selamat Pagi Semua" Sapa Maura
"Pagi" Jawab bara dingin
Alzillya Maura Pranita adik bara yang tengah menduduki kelas 3 SMA dia begitu menyebalkan menurut bara karena berisik dan cerewet namun, bara sangat menyayangi maura meskipun ia begitu menyebalkan.
"Tumben ni manusia es pulang" Ucap maura menyindir bara dan langsung dihadiahi tatapan tajam oleh bara
"Maura engga boleh gitu nak abang kamu kan lagi libur ya pulang lah" tutur sang bunda
"Ya tumben aja bun kan biasanya kalo libur juga di apartement dia mah" kata maura sinis, bara hanya cuek dan mengabaikan sang adik yang terus-terusan menyindirnya
"Udah udah kalian sarapan dulu jangan ribut terus" Lerai sang Ayah
"Nanti setelah sarapan bara temui bunda dan ayah diruang keluarga ya nak" kata ayah serius membuat bara sedikit terkejut takut ia membuat kesalahan. Bara hanya mengangguk lalu menyelesaikan sarapan paginya.
***
Setelah selesai sarapan Bara menuju ruang keluarga dengan santai menemui ayah bundanya
"Ada apa yah bun?" Tanya bara to the point
"Duduk dulu nak" perintah ayah
"Bunda mau tanya nak, apa kamu sudah ada calon untuk jadi istri kamu?" tanya bunda lembut
"Bunda apaan si bara belum pengin nikah gimana bara mau punya calon" jawab bara kesal
"Dengerin ayah baik-baik nak, kami sebagai orang tua ingin yang terbaik untuk anaknya, ayah bunda berencana menjodohkan kamu dengan putri sahabat bunda, sudah waktunya kamu berkeluarga nak kamu sudah mapan dan berkecukupan, sudah waktunya ada yang mengurus dan menemanimu selalu nak agar kamu tidak sibuk melakukan penerbangan dan kamu juga bisa memegang salah satu perusahaan ayah" Tutur Ayah Serius
"Tapi yah bara belum siap memimpin keluarga yah, dan bara takut gagal menjadi suami yang tidak bisa membimbing istri bara nanti" Jawab bara jujur
"Kamu bisa nak ayah yakin karena akhlak dan iman kamu sudah cukup untuk membimbing istri kamu dan membangun sebuah keluarga" Kata ayah dengan tersenyum
"Izinkan bara shalat istikharah yah, bara harus memikirkan ini matang-matang karena ini menyangkut masa depan bara dan calon istri bara" Jawab bara
"Baiklah nak bunda dan ayah akan selalu mendukung keputusanmu tapi kami selalu mengharapkan yang terbaik untukmu" kata ayah
Bara beranjak dari ruang tamu menuju kamarnya untuk memikirkan semua itu yang menurut bara ini terjadi begitu cepat dan sangat mengejutkan
#TBC
Jangan Lupa Vote dan Komen:)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Captain
RomanceAldiansyah Bara Pratama, Seorang Pilot sekaligus Laki-laki berdarah dingin dengan tatapan yang tak pernah teduh ketika menatap perempuan. Sebuah luka masa lalu yang menoreh hatinya membuat perubahan besar bagi Bara. Nafisya Putri Salsabila, Perempu...