Allahu Akbar... Allahu Akbar...
Suara adzan berkumandang dengan merdu, menyapa telinga umat muslim untuk menunaikan kewajibannya fisya segera beranjak dari tidurnya untuk menunaikan ibadah shalat subuh. Setelah selesai shalat fisya langsung menuju kebawah menemui bu andini yang sedang berada di dapur
"Assalamualaikum pagi bu" sapa fisya pada bu andini begitu tiba di dapur
"Waalaikumsalam pagi juga neng" kata bu andini
"Calon suaminya neng fisya teh kasep pisan" puji bu andini
"Ah ibu teh bisa aja" kata fisya tersipu malu
"Beneran atuh neng, ibu teh ga nyangka neng fisya mau nikah" ucap bu andini
"Fisya juga dijodohin atuh bu sama umi" kata fisya sambil tersenyum
"HAH?! Astagfirullah maaf atuh neng ibu teh terkejut" ucap bu andini gugup
"Gapapa kok bu, temen fisya juga sama reaksinya kaya ibu tadi kaget, ga percaya katanya kalo fisya sama mas bara dijodohin" kata fisya terkekeh
"Ibu kira kalian teh sudah kenal lama, den bara keliatan sangat mencintai neng fisya" Ucap bu andini
"Emang gitu ya bu?" tanya fisya dan bu andini hanya tersenyum. Fisya tersenyum apakah benar bara sudah mencintainya
"Hari ini mau kemana rencananya neng?" tanya bu andini
"Insyaallah mau kerumah abi bu, abi belum pindah kan bu masih di Bandung?" tanya fisya
"Belum neng abi neng fisya teh dari dulu sampai sekarang masih menetap di Bandung" kata bu andini
"Alhamdulillah" ucap fisya begitu lega
"Ya udah neng fisya tunggu di meja makan nanti kita sarapan bersama" Ucap bu andini dan fisya hanya mengangguk lalu melangkah menuju meja makan. Setelah makanan siap semua berkumpul dimeja makan untuk sarapan bersama namun, fisya teringat sesuatu
"Bu fisya boleh minta tolong?" tanya fisya pada bu andini
"Kumaha atuh neng?" tanya bu andini
"Tolong panggilin mas bara bu dikamar, suruh sarapan bareng" kata fisya tersipu malu
"Oh kalo begitu tunggu sebentar" kata bu andini lalu melangkah pergi menuju kamar bara
TOK... TOK... TOK
"Assalamualaikum den bara" kata bu andini sambil mengetuk pintu kamar bara
"Waalaikumsalam ada apa bu?" tanya bara begitu membuka pintu kamar
"Sarapan dulu atuh den, calon istrinya teh sudah menunggu" ucao bu andini meledek bara
"Ibu bisa aja" kata bara terkekeh
"Beneran den ini ibu juga disuruh neng fisya buat manggil den bara" kata bu andini dan bara tersenyum
"Ya sudah bu terimakasih nanti bara nyusul sebentar lagi" kata bara
Setelah bara siap dengan pakaian santainya kemudian bara menuju meja makan untuk sarapan bersama
"Sini atuh den mangga" sambut mang dedi begitu bara sampai dimeja makan
"Iya mang" kata bara tersenyum manis
Selama sarapan pagi tidak ada percakapan yang terdengar. Setelah sarapan selesai, semuanya kini bersantai di ruang tengah Villa sambil menonton televisi bersama
"Neng fisya hari ini mau kemana?" tanya mang dedi pada fisya
"Insyaallah kerumah abi mang" kata fisya tersenyum
KAMU SEDANG MEMBACA
My Captain
RomansaAldiansyah Bara Pratama, Seorang Pilot sekaligus Laki-laki berdarah dingin dengan tatapan yang tak pernah teduh ketika menatap perempuan. Sebuah luka masa lalu yang menoreh hatinya membuat perubahan besar bagi Bara. Nafisya Putri Salsabila, Perempu...