Bara kembali ke Santosa Hospital Bandung Central pukul 22.15 WIB, lalu dengan langkah perlahan bara membuka pintu dengan sangat pelan agar tidak menimbulkan suara, saat memasuki ruangan wajah tenang fisya saat tidur membuat bara tersenyum. Bara duduk di sofa lalu mengecek ponselnya sebentar setelah itu dirinya merebahkan diri di sofa untuk beristirahat
Bara terbangun dari tidurnya pukul 04.00 WIB itu artinya 30 menit lagi adzan akan segera berkumandang dan pagi akan segera menyapa bumi
"Eh nak bara sudah bangun" ucap umi lalu menghampiri bara sambil menyodorkan segelas air putih
"Udah mi, blum lama" ucap bara tersenyum lalu menerima segelas air putih dari umi
"Makasih mi" ucap bara tersenyum dan umi hanya membalas dengan senyuman
ALLAHU AKBAR... ALLAHU AKBAR
Suara Adzan berkumandang menyapa telinga umat muslim untuk segera meninggalkan tidurnya dan bangkit untuk melaksanakan kewajibannya
"Alhamdulillah sudah adzan" ucap umi
"Alhamdulillah, ya udah mi bara ke masjid dulu ya" ucap bara pada umi
"Iya nak, hati-hati" ucap umi lembut
Bara segera mengambil tasnya lalu memasukkan kunci mobil di sakunya
"Ini fisya bangunin sekarang atau nanti ya nak?" tanya umi pada bara
"Nanti aja mi" ucap bara dan umi hanya mengangguk
"Mi bara berangkat dulu ya, nanti juga bara langsung ke hotel dulu" pamit bara
"Iya nak" ucap umi tersenyum
Setelah berpamitan dengan umi bara mencium punggung tangan umi lalu melangkah keluar menuju masjid untuk melaksanakan shalat subuh berjamaah. Setelah selesai bara langsung mengemudikan mobilnya menuju hotel, sebelum masuk bara sempat bingung karena ia tidak tahu berapa nomor kamarnya, bara mengambil ponsel lalu menghubungi bunda
"Hallo Assalamualaikum Ibu Negara" ucap bara terkekeh
"Waalaikumsalam, ada apa?" tanya bunda to the point
"Mohon izin bertanya kamar bara nomor berapa?" tanya bara
"Lantai 2 nomor 6" jawab bunda singkat
"Makasih bunda" bukannya menjawab bunda malah mematikan sambungan telfonnya, bara hanya geleng-geleng menghadapi sikap bunda. Bara segera menuju meja resepsionis namun, matanya tak sengaja melihat sosok yang tak asing baginya
"Athalla?" gumam bara, namun bara mengabaikan dan segera menuju kamarnya
Pukul 07.00 WIB bara telah selesai membereskan keperluannya yang sempat ia titipkan ke bunda, kabarnya hari ini fisya sudah boleh pulang
TOK... TOK... TOK
Suara ketukkan pintu membuat bara yang sedang malas, mau tak mau harus membukanya
"Pagi abang kulkasku" sapa maura dengan senyum cerahnya, bara segera menutup pintu kembali saat melihat maura
"Woi bang buka ga" teriak maura sambil menggedor pintu
Dengan malas bara membuka pintu kembali, dan maura dengan santainya langsung masuk kamar bara
"Ngapain kesini?" tanya bara singkat
"Disuruh ayah katanya maura berangkat sama abang" ucap maura santai
"Wah gila, demi apa bang kok lu udah beli jam Rolex si" ucap maura saat menemukan jam tangan milik bara
KAMU SEDANG MEMBACA
My Captain
RomanceAldiansyah Bara Pratama, Seorang Pilot sekaligus Laki-laki berdarah dingin dengan tatapan yang tak pernah teduh ketika menatap perempuan. Sebuah luka masa lalu yang menoreh hatinya membuat perubahan besar bagi Bara. Nafisya Putri Salsabila, Perempu...