Setelah selesai makan malam, semuanya memilih menghabiskan waktu di taman belakang sambil menikmati udara malam yang sedikit dingin menembus kulit namun, langit malam yang cerah dan hamparan bintang begitu indah membuat udara dingin di hiraukan
"Mas kita nginep disini kan?" tanya fisya lembut
"Iya Sayang" jawab bara tepat di telinga fisya membuat fisya terkejut dan terdiam namun pipinya bersemu merah karena tersipu malu
"Kenapa hm?" tanya bara sambil merangkulkan satu tangannya di bahu fisya
"Mas malu ih" jawab fisya sambil melepaskan tangan bara dan bara hanya terkekeh
"Nafisya nanti abi pulang jam 9 ya nak" ucap abi mendekati fisya dan bara yang sedang duduk berdua
"Yah abi" keluh fisya
"Fisya anterin sampe Bandara ya bi" ucap fisya
"Tidak usah nak, abi kan harus ke hotel dulu" ucap abi dan fisya hanya tersenyum tipis
"Abi mau bara antar?" tanya bara
"Tidak usah nak abi nanti dijemput" jawab abi
Waktu menunjukkan pukul 20.45 WIB kini saatnya abi kembali ke kehidupannya yang ada di Bandung, fisya masih duduk terdiam bersama seluruh keluarganya di taman belakang, fisya berlari menuju ruang keluarga di ikuti bara di belakangnya
"Sya" panggil bara pelan, bara mendekat lalu duduk disebelah fisya
"Mas" ucap fisya langsung memeluk bara dan menyandarkan kepalanya di dada bara
"Semuanya akan baik-baik aja sya" ucap bara menangkan fisya
Kini abi tengah berbincang dengan zidan sebelum pergi ke Bandung
"Zidan abi minta maaf untuk semua kesalahan abi" ucap abi pada zidan
"Insyaallah zidan ikhlas bi" jawab zidan sambil tersenyum
"Terima kasih nak, jaga umi ya nak" ucap abi sambil tersenyum
"Zidan harus pulang ke Jogja bi, tapi zidan akan selalu menjaga umi" ucap zidan
"Menetaplah bersama umi nak" ucap abi lembut
"Bagaimana nasib perusahaan di Jogja bi jika zidan menetap disini?" tanya zidan
"Akan abi alihkan dan sekarang kamu cukup memegang salah satu perusahaan abi yang ada di sini" jelas abi
"Tapi bi--"
"Abi percaya padamu nak" ucap abi sambil menepuk bahu zidan
"Zidan belum siap bi, perusahaan ini terlalu besar untuk zidan dan zidan takut membuat kesalahan yang fatal" ucap zidan sambil menunduk
"Abi tau nak tapi abi yakin dan percaya kamu bisa" ucap abi sambil tersenyum
"Satu pesan abi nak, abi ingin zidan selalu menjadi pemimpin dan iman yang baik untuk keluargamu nak selalu bimbing mereka di jalan Allah. Jangan jadi seperti abi" pesan abi lalu memeluk zidan
"Insyaallah iya bi" jawab zidan lalu membalas pelukkan abi
"Terimakasih abi" ucap zidan tulus
"Abi bangga padamu nak" ucap abi tersenyum lalu melangkah pergi menghampiri umi
"Maryam" ucap abi pelan lalu mendekati umi dan umi terdiam
"Saya tau kesalahan saya sangat besar bahkan kata maaf mungkin tak bisa menebus luka dihatimu, sekali lagi saya minta maaf untuk semua kesalahan saya" ucap abi sambil menunduk
KAMU SEDANG MEMBACA
My Captain
Storie d'amoreAldiansyah Bara Pratama, Seorang Pilot sekaligus Laki-laki berdarah dingin dengan tatapan yang tak pernah teduh ketika menatap perempuan. Sebuah luka masa lalu yang menoreh hatinya membuat perubahan besar bagi Bara. Nafisya Putri Salsabila, Perempu...