BAB 11 - Proses Pendekatan

30.5K 2.2K 17
                                    

Kini fisya masih berada di rumah keluarga bara lebih tepatnya fisya kini duduk sendiri di ayunan taman belakang sambil menikmati udara malam dan memandang hamparan bintang di langit

"Samperin dong bang jangan ngliatin dari jauh, ga keren lo mah" Ejek Maura yang melihat bara sedang memperhatikan fisya

"Apaan si lo bawel" kata bara sinis

"Bundaaa" Teriak maura

"Brisik woi ga usah teriak-teriak ini rumah bukan hutan" kata bara pada Maura dan maura hanya menjulurkan lidahnya meledek

"Ada apa si maura kenapa teriak-teriak?" tanya bunda menghampiri maura dan bara

"Tuh bun liat bang bara ga keren masa ga berani nyamperin kak fisya dia cuma ngliatin dari jauh" kata maura terkekeh

"Siapa bilang abang lagi merhatiin fisya" kata bara

"Tuh ga mau ngaku udah ketauan juga dasar es balok" kata maura kesal dan bara hanya menjulurkan lidah membalas maura

"Udah-udah kok kalian berdua jadi ribut si bunda pusing dengernya" kata bunda, bara dan maura hanya terdiam

"Maura masuk kamar bunda mau bicara sama abang kamu berdua" kata bunda pada maura

"Yah kok gitu si bun kan bang bara yang salah kok maura yang diusir si" kata maura mulai cemberut

"Makanya ga usah jail jadi anak" kata bara terkekeh

"Bodo wlee" kata maura menjulurkan lidah dan pergi meninggalkan bunda dan bara menuju kamarnya

"Hayo kamu jujur sama bunda kamu tadi ngapain bener yang dibilang maura?" tanya bunda meledek

"Bunda apaan si engga kok" kata bara

"Udah sana kamu Samperin fisya kalian kan lagi proses pendekatan tapi inget ga boleh macem-macem kalian belum halal loh" kata bunda

"Engga ah bun bara disini aja" kata bara

"Kenapa? Kasian loh fisya duduk sendirian melamun lagi" kata bunda lembut

"Emm gimana ya bun bara sebenernya canggung aja sama fisya" jujur bara pada bunda

"Ternyata anak bunda ini bisa malu juga kan biasanya kaya es kutub" kata bunda meledek

"Bunda bara serius" kata bara

"Bunda tau kamu canggung tapi ga ada salahnya kamu coba dekat dengan fisya, mulai saling mengenal sebelum menikah" kata bunda lembut

"Jadi bara harus samperin fisya nih bun?" tanya bara

"Iya nak masa ga berani si kamu tuh pilot terbangin pesawat aja berani masa pendekatan sama calon istri ga berani" kata bunda terkekeh

"Itu beda masalah bun" kata bara kesal

"Udah sana kamu samperin bunda tinggal ya inget jaga jarak kalian belum halal jangan macem-macem" kata bunda lalu meninggalkan bara sendirian, kini bara bimbang harus menghampiri fisya atau tidak lama berfikir akhirnya bara yakin untuk menghampiri fisya dan memulai proses pendekatan

"Emm fisya?" panggil bara lembut

"Eh iya mas ada apa?" tanya fisya

"Boleh mas duduk disitu tenang mas ga akan macem-macem kita tetap jaga jarak karena kita belum halal" kata bara dan fisya menggangguk mempersilahkan bara duduk diayunan bersamanya, untungnya ayunan milik keluarga bara sangat besar hingga muat untuk 4 orang

"Jadi ada apa mas?" tanya fisya lagi

"Gimana ya ngomongnya saya bingung" kata bara gugup

"Emang kenapa mas?" tanya fisya menatap bara

My Captain Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang