"Sebaiknya pahami perasaanmu!"
-
Langit mulai gelap setelah kemerahan senja menghilang sedikit demi sedikit, lampu pinggiran jalan raya mulai menerangkan seisi kota.
Dengan lajunya kendaraan, Xavier akhirnya sampai di rumahnya dalam keadaan yang sedikit menggigil akibat kedinginan. Ia memarkirkan kendaraannya dan masuk kedalam rumah.
"Assalamualaikum..." Xavier membuka pintu rumahnya.
"Waalaikumussalam... eh nak Xavier... kenapa badan kamu basah?" Bibi Moli yang berada di ruang tamu melihat Xavier dan menjawab salam.
"Tadi hujan bi, jadi basah kayak gini"
"Ooh... ya udah ganti pakaiana kamu"
"Iya bi... ibu dan ayah dimana?"
"Ayah kamu kan ke luar kota... bukannya dia sudah beri tahu? Kalau ibu kamu ada di kamar"
"Ayah keluar kota? Sejak kapan?"
"Mmm kemarin"
"Ooh gitu ya bi.. aku mau mandi dulu"
"Iya..." ujar Bibi Moli.
Xavier pergi ke kamarnya mengambil handuk dan berjalan ke kamar mandi.
***
Setelah selesai mandi dan mengganti pakaiaannya yang basah, ia berjalan ke ruang tamu, Xavier mendekati pintu dan membukanya.
"Xavier.. kamu kemana nak?" tanya ibu Xavier melihat anaknya membuka pintu rumah.
"Aku mau pergi ke rumah teman dulu bu.." jawab Xavier.
"Tapi pulangnya jangan larut malam"
"Iya bu.. aku pergi dulu"
"Hati-hati.."
Xavier keluar rumah, ia mengambil kendaraannya dari garasi dan sesekali ia melihat jam ditangannya untuk melihat waktu.
Malam ini Xavier akan pergi kerumah Fidyah untuk meminta maaf atas kesalahan besarnya, ia sedang berada dalam perjalanan. Malam ini bulan dan bintang menghiasi langit yang menambah keindahan malam. 'Semoga Fidyah memafkanku' pikirnya.
Xavier sampai di depan gerbang rumah Fidyah, ia memasuki gerbang tersebut dan memarkirkan kendaraannya sampai ia sekarang berada di depan pintu rumah Fidyah.
Tuk.. tuk.. tuk...
"Assalamualaikum... Fidyah..." Xavier mengetuk pintu rumah Fidyah dan memberi salam.
Tak ada yang menjawab salam dari Xavier ataukah mungkin saja Fidayh tidak mendengarnya.
Tuk.. tuk.. tuk..
"Assalamualaikum Fidyah..." Xavier kembali mengetuk pintu rumah dan memberi salam.
Setelah beberapa menit menunggu lagi-lagi orang yang berada dalam rumah Fidyah tidak menjawab.
Tuk.. tuk.. tuk.. tuk.. tuk...
"Assalamualaikum.... Fidyah... Fidyah... Assalamualaikum..." Xavier mengetuk pintu rumah Fidyah lagi dan berteriak memanggil Fidyah dari luar rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit Asia [Completed]
Romance"Antara kisah cinta kita dan takdir Tuhan" Follow sebelum membaca:) Jangan lupa meninggalkan jejak Bintang:) Terima kasih:) -----------------------------------------------------------