19 -Langit Asia-

270 14 0
                                    

"Antara rasa sakit dan bahagia! Alur waktu dan arus perasaan akan segera menjawabnya :')"
-

"Gimana? Film nya bagus kan?" tanya Fidyah pada Kevin, saat mereka selesai menonton film.

"Bagus sih, tapi konfilknya terlalu banyak!" jawab Kevin.

"Justru bagus, konflik di film itu penambah bumbu menarik!" ujar Fidyah semangat.

"Betul juga sih" Kevin tersenyum.

   Kevin dan Fidyah berjalan keluar studio film dan bioskop yang ada di mall tersebut, mereka kini berjalan ke play ground.

"Main yuk!" ajak Kevin.

"Ayo!" Fidyah menangguk setuju. "Kita mau main apa?" tanya Fidyah melihat sekelilingnya, banyak sekali orang-orang yang sedang sibuk dengan permainan.

"Itu!" Kevin menunujuk salah satu permainan yang tidak asing.

"Pencabit boneka itu?" Fidyah mengangkat alisnya sebelah.

"Iya, ayo!" Kevin menarik tangan Fidyah. "Gimana sih cara mainnya?" Kevin melihat seluruh bacaan petunjuk di permainan tersebut.

"Gampang kok... masukin koinnya terus langsung mainkan saja" Fidyah mulai memainkan permainan tersebut. "Nah berhasil kan.." Fidyah terkekeh, ia berhasil mengambil sebuah boneka stitch.

"Wah hebat!" ujar Kevin.

"Terus boneka ini buat siapa?" Fidyah mengambil boneka stich tersebut.

"Buat siapa lagi? Buat gue?" Kevin tersenyum.

"Hahaha pasti buat gue!" tawa Fidyah.

  Kevin dan Fidyah mempermainkan banyak permainan di play ground mall tersebut. Mereka menghabiskan siang dan sore mereka di mall yang megah itu.

***

-Rumah Nadia
  
  Hari ini Nadia tidak masuk ke kampus, dosennya memberikan tugas yang cukup banyak. Nadia duduk sendirian di ruang tamu, sambil membaca novel dan komik secara bergantian. Sebenarnya Nadia menunggu seseorang di ruang tamu sambil membaca novel dan komik untuk mengisi waktu luang.

"Nadia..." seseorang memanggilnya.

"Ibu?" Nadia menoleh dan melihat ibunya.

    Ibu Nadia berjalan mendekati Nadia dan duduk bersamanya.

"Udah lama nunggu?" tanya Ibu Nadia.

"Mmm lumayan! Emang Ayah nyuruh aku nunggu dia, mau ngapain bu?" tanya Nadia, ia meletakan novel dan komik di atas meja.

"Ada hal yang penting nak!" Ibu Nadia tersenyum.

Ternyata Nadia yang sejak tadi duduk di ruang tamu untuk menunggu kedatangan ayahnya. Sepertinya ada suatu hal penting yang akan disampaikan oleh ayahnya.

Tuk.. tuk.. tuk..

  Seseorang mengetuk pintu dari luar, dan begitu pintu terbuka seseorang yang sejak tadi Nadia tunggu akhirnya datang dengan jas berdasi merah serta pakaian yang sangat rapi.

"Assalamu'alaikum..." salam ayah Nadia.

"Waalaikumussalam.." jawab Nadia dan ibunya bersamaan.

"Oh, jadi kalian udah dari tadi nunggu?" tanya ayah Nadia melihat Nadia dan ibunya sudah berada di ruang tamu.

"Iya yah" Nadia mengangguk. "Aku mau kedapur dulu ya Nak!" Ibu Fidyah berjalan kedapur untuk mengambil minuman.

Langit Asia [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang