"Untuk akhirnya, aku memohon maaf dan jangan lupa bahagia~"
-Xavier menghempaskan tubuhnya dikasur. Lelah. Tubuh dan pikirannya sangat lelah. Setidaknya permohonan maafnya telah ia sampaikan.
Xavier bangkit dari kasur dan duduk berhadapan dengan laptop lagi. Kali ini ia tidak mengerjakan tugas ataupun mengurus file dan dokumen perusahaan. Ia membuka laptop untuk memesan tiket pesawat keberangkatan ke Jerman.
Drrt... drrtt...
Sebuah panggilan Vidcall dari ponsel. Ia mengambil ponsel diatas nakas.
"Ibu?" sebelah alis Xavier terangkat. Ibunya menghubunginya dengan Vidcall. Ia menjawab panggilan tersebut.
"Assalamu'alaikum bu,"
"Waalikumussalam..."
"Ada apa bu?"
"Gak ada apa-apa, ibu cuma mau lihat keadaan anak ibu aja,"
Xavier terkekeh sejenak. "Bisa aja bu, eh bagaimana dengan kesehatan ibu?"
"Alhamdulillah udah baikan,"
"Alhamdulillah..."
"Ibu dengar kamu mau ke Jerman nak?"
"Iya bu,"
"Ada apa? Kenapa jauh sekali?"
"Tugas akhir bu, gak lama lagi Xavier akan wisuda,"
"Tapi kok milih Jerman sih... kan jauh,"
"Bukan Xavier yang pilih bu, emang udah di negara Jerman tugasnya,"
"Perasaan ibu gak enak Vier, kamu gak usah berangkat ya,"
Xavier kembali tertawa kecil melihat raut khawatir wajah ibunya dari ponsel. "Gak usah khawatir bu, Xavier gak akan kenapa-kenapa kok,"
"Tiba-tiba perasaan ibu gak enak, ibu takut,"
"Doakan Xavier bu, supaya bisa menyelesaikan pendidikan ini dan bisa membanggakan ayah dan ibu,"
"Aamiinn... ibu selalu mendoakanmu nak, jangan lupa dengan pesan ibu ya!" Ibu Xavier terkekeh.
"Pesan? Ibu mau pesan apa?"
"Cucu,"
Xavier terkekeh mendengar itu. "Doakan bu,"
"Iya... jadi kapan kamu ke Jerman?"
"Beberapa hari lagi,"
"Kok ibu jadi cemas sih,"
"Gak usah cemas gitu bu, salam ya buat ayah dan bibi Moli,"
"Iya... kamu banyak berdoa ya nak,"
"Iya bu,"
Xavier dan ibunya terus bercakap hangat. Saling menanyakan kabar. Bahkan Xavier sesekali tertawa, begitu pun sebaliknya.
***
Hari ini adalah hari keberangkatan Xavier ke Jerman. Ia mengepak barang dari apartemen dan menaiki taksi menuju bandara Singapura.
Dalam perjalanan menuju bandara ia melihat keluar jendela. Banyak gedung tinggi menjulang. Kendaraan yang semakin padat. Ia akan meninggakalkan negara Singapura untuk sementara.
Xavier tiba dibandara pagi sekali. Ia duduk dibandara menunggu jam keberangkatannya ke Jerman. Ponsel Xavier bergetar. Sebuah notifikasi pesan masuk.

KAMU SEDANG MEMBACA
Langit Asia [Completed]
Romance"Antara kisah cinta kita dan takdir Tuhan" Follow sebelum membaca:) Jangan lupa meninggalkan jejak Bintang:) Terima kasih:) -----------------------------------------------------------