"Jika kamu tak bisa menjadi pensil untuk menulis kebahagiaan orang lain, maka jadilah penghapus untuk menghapus kesedihan orang lain:)"
-
Matahari pagi memasuki celah jendela kamar Xavier, sehingga ia membuat matanya terbuka sedikit demi sedikit. Xavier bangun dari rebahannya, kemudian berjalan menuju kamar mandi.
Setelah selesai mandi, Xavier mengganti pakaiannya, ia memakai pakaian casual kampus. Xavier berjalan kebawah menuruni tangga menuju ruang tamu. Di ruang tamu terlihat ayah dan ibunya yang sedang duduk bersama. Xavier memilih menuju kedapur.
"Pagi Bi!" ucap Xavier pada Bibi Moli yang sedang membuat roti selai.
"Pagi... kamu tidak duduk dengan ayah dan ibumu diruang tamu?" tanya Bibi Moli.
"Tidak"
"Kenapa?"
"Malas ah!" Xavier memutar bola mata dengan malas.
"Gak boleh gitu... mereka tetap orang tuamu!"
"Iya bi... aku hanya malas aja.. mereka nanya kuliah mulu... seakan-akan kebahagiaan hanya ada pada kuliah, kuliah, dan kuliah!"
"Mereka hanya ingin melihatmu bahagia Vier..." ujar Bibi Moli lembut.
"Bahagia? Apa hanya kuliah yang membuat seseorang bahagia!" Xavier geram.
"Orang tuamu ingin kamu lanjut kuliah, agar kamu bisa sukses kedepannya dan bahagia!"
"Ck, kebahagiaan pun bisa kita dapatkan dengan hal yang sederhana bi!"
Bibi Moli menggelengken kepala sambil menghela nafas. Bibi Moli merasa perkataan Xavier barusan ada benarnya.
"Ayo sarapan!" ujar Bibi Moli dan membawa sepiring roti selai ke meja makan.
Xavier berjalan kemeja makan, kemudian duduk. Xavier melahap satu per satu roti selai yang ada dihadapannya. Segelas susu hangat menemani enaknya roti selai pagi ini.
***
Pagi ini Fidyah sudah berdiri di depan gerbang rumahnya, ia menunggu seseorang untuk pergi ke kampus. Tak lama kemudian mobil audi hitam yang sangat ia kenal berhenti dihadapannya. Siapa lagi kalau bukan Kevin.
"Hai..." ucap Kevin tersenyum dan menurunkan kaca mobil. "Masuk!"
Fidyah tersenyum kecil membalas sapaan Kevin. Kemudian Fidyah membuka pintu mobil, ia memasuki mobil Kevin dan duduk disamping Kevin yang mengemudi.
"Tumben lo cepat datang!" ujar Fidyah.
"Kok tumben? Emang gue biasa pergi kampus jam segini"
Kevin menjalankan mobil, mereka kini berada dalam perjalanan ke kempus. Selama dalam perjalanan mereka tidak terlalu banyak berbicara, hanya terdengar suara musik jazz yang diputar oleh Kevin. Beberapa menit dalam perjalanan akhirnya mereka tiba di kampus.
Kevin memasuki mobilnya kedalam kampus dan memarkirkan mobilnya. Setelah itu Fidyah dan Kevin keluar dari mobil.
"Makasih ya Vin"
"Iya sama-sama..."
"Gue ke kelas dulu ya!" Fidyah berjalan menuju kelasnya.
"Hati-hati" teriak Kevin pada Fidyah.
Fidyah mengacungkan jari jempolnya. Setelah Fidyah pergi ke kelasnya, Kevin berjalan pula menuju ke kelasnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Langit Asia [Completed]
Romance"Antara kisah cinta kita dan takdir Tuhan" Follow sebelum membaca:) Jangan lupa meninggalkan jejak Bintang:) Terima kasih:) -----------------------------------------------------------