"Hati-hati lo nyiptain rasa sakit buat diri lo sendiri! Itu sangat bego!"
-
"Hai Fid!" panggil Xavier dari belakang Fidyah yang sedang berjalan menelusuri koridor kampus.
"Eh Xavier... hufft... ngagetin aja!" Fidyah menghela nafas sedikit terkejut.
"Heheh maaf-maaf!" Xavier terkekeh pelan.
Xavier dan Nadia berjalan di koridor kampus.
"Ada apa Vier?" tanya Fidyah saat mereka berjalan bersama.
"Gak ada apa-apa" jawab Xavier.
"Ooh.." Fidyah mengangguk pelan.
"Tadi pagi kamu gak ada di depan gerbang, ama siapa ke kampus?" tanya Xavier.
"Pagi tadi, aku ke kampus ama temen" jawab Fidyah.
"Temen? Disa?"
"Bukan!"
"Siapa?" tanya Xavier lagi.
"Dia senior, namanya Kevin. Pagi tadi dia jemput"
"Berarti kamu pergi ke kampus barengan ama dia?"
"Iya.. sebenernya aku udah bilang, kalo pagi ini kamu mau jemput, tapi dia bilang untuk hari ini, dia mau aku pergi ke kampus bersama dia, raut wajahnya seperti memohon. Yah jadi aku naik!" ujar Fidyah menjelaskan.
"Ooh gitu..."
"Iya.."
"Sejak kapan kalian berkenalan?, dan kenapa aku gak tau kalau kamu punya temen cowok?" tanya Xavier lagi.
Fidyah merasa Xavier seperti mewawancarainya. Ia menghela nafas dan menjawab pertanyaan-pertanyaan Xavier.
"Hmm.. kami berkenalan waktu di kantin kampus, yaelah Vier emang aku harus bilang ke kamu gitu, kalau aku punya temen cowok! Nah kan kamu juga temen cowok!" ujar Fidyah.
"Heheh iyaiya, aku cuma mau nanya doang kok" Xavier terkekeh pelan. "Pulang nanti barengan yuk!" ajak Xavier.
"Mm maaf Vier, aku mau pulang ama Kevin"
"Oh gitu"
"Tapi kalo kamu mau aku pulang sama kamu, ntar aku bilang ke Kevin kalau aku pulangnya sama kamu!"
"Mm gak usah Fid, gak apa-apa kok"
"Gak apa-apa kan?"
"Iya gak apa-apa kok" Xavier tersenyum.
"Eh aku masuk dulu ya! Bye!" Fidyah menepuk punggung Xavier.
Fidyah berjalan menuju kelasnya dan meninggalkan Xavier. Sementara Xavier masih berdiri terdiam setelah Fidyah meninggalkannya.
"Gue kenapa ya? Gue gak cemburu kan? Arrgh terserah!" batin Xavier.
Xavier kemudian berbelok arah dari tempatnya berdiri, ia menuju ke kelasnya pula. Saat sedang menaiki tangga ponselnya berdering, ia langsung mengambil ponselnya dari saku kemudian melihat ada notif pesan dari WA masuk.
"Hai.. gue yakin kamu rindukan?! Yah jadi aku sengaja gitu chat kamu! Biar kamu gak rindu aja!" isi pesan tersebut.
Xavier tertawa geli saat membaca pesan masuk dari WA nya. Kemudiam jari jemarinya dengan tarian yang cepat untuk membalas pesan tersebut.
"Ih kok pede sih! Sejak kapan? Hahha" balas Xavier dengan emot tawa.
"Pede? Yah emang aku anaknya kepedean gitu! Yaelah aku juga sengaja kok chat kamu, takutnya kamu rindu terus kamu drop kemudian tekanan batin sampe kamu bunuh diri! Yakan?" tak menunggu waktu yang lama, pesan Xavier terbalas.
![](https://img.wattpad.com/cover/191921725-288-k59151.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit Asia [Completed]
Romance"Antara kisah cinta kita dan takdir Tuhan" Follow sebelum membaca:) Jangan lupa meninggalkan jejak Bintang:) Terima kasih:) -----------------------------------------------------------