"Fisrt day in Singapure:)"
-"Welcome To Singapure..." terdengar jelas suara dari bandara Singapura yang sangat megah.
Xavier akhirnya tiba di Singapura waktu siang hari. Dengan perasaan lega, Xavier menghembuskan nafas. Ia berjalan keluar bandara setelah selesai melakukan pemeriksaan. Bandara Singapura sangat ketat.
Begitu keluar dari lobi bandara. Xavier mencari taksi. Gedung menjulang tinggi terlihat sejauh mata memandang. Langit biru nampak cerah. Polusi di Singapura hampir sama dengan Indonesia. Orang-orang terlihat sibuk dengan aktivitas mereka. Bandara Singapura sangat sibuk.
Sebuah taksi berwarna kuning. Bahkan hampir mirip dengan mobil sport berhenti di hadapan Xavier. Sopir taksi menurunkan kaca dan memberikan kode masuk untuk Xavier.
Xavier memasuki taksi tersebut dengan koper besarnya. Taksi tersebut memiliki AC. Sangat elit. Xavier mengambil ponsel dan mengaktifkannya. Ia membuka pesan ayahnya yang mengirimkan alamat apartemen tempat tinggalnya di Singapura.
"Hey sir, whats your purpose?" tanya sang sopir.
Xavier memperlihatkan alamat apartemennya kepada sopir tersebut. Sopir itu mengangguk dan kini membawanya ketempat tujuan.
Beberapa menit kemudian ponsel Xavier berdering. Sebuah panggilan masuk. Panggilan tersebut dari adik sepupunya. Dara.
"Halo?" sapa Xavier.
"Dara?" sapa Xavier lagi. Tidak ada jawaban dari seberang telepon.
"Kenapa dia tidak biacara? Apa jaringan di Singapura gak bagus ya," batin Xavier.
"Huaaa... hikss.... hikss... bang Xavier... hikss..." jertian tangisan menusuk gendang telinga Xavier.
Xavier terkejut.
"Dara? Jangan bikin kaget! Kamu kenapa? Nangis?"
"Abang jahat... hikss..."
"Jahat?" Xavier mengangkat alisnya. Bingung.
"Abang pergi gak bilang-bilang... Dara kok ditinggal sih bang..."
Xavier tertawa renyah. "Harus ya abang bilang ke Dara kalau abang mau pergi?"
"Ih jahat! Abang jahat... huaa... hikss..."
"Jangan nangis Dara, entar cantiknya hilang," Xavier terkekeh.
"Abang jahat! Pokoknya Dara marah! Hari ini Dara gak mau makan! Dara gak mau masuk kuliah! Dara gak mau tidur! Dara gak mau ke mall! Dara gak mau makan es krim! Dara gak mau ke gramed! Eh kalo gramed Dara mau, Dara gak mau...hikss..."
Xavier tertawa lagi. "Jangan gitu dong Dara, jangan nangis lagi ya, abang disini hanya beberapa tahun saja. Entar kamu boleh bawa pulang novel abang yang ada dikamar,"
"Beneran bang? Gak bohong kan?"
"Iya beneran, yang penting kamu jangan nangis lagi."
"Dara gak nangis lagi kok, heheh,"
Xavier menggelengkan kepala. Caranya berhasil untuk menghentikan tangisan Dara, menggunakan novel. Ada ada saja.
"Bagus, gitu dong,"
"Abang kok gak bilang ke Dara mau pergi? Kan Dara bisa anter abang ke bandara"
"Abang sengaja. Abang tau kamu pasti masih molor, soalnya abang pergi bandara pagi-pagi sekali,"
"Ooh... lain kali abang harus bilang ke Dara ya! Abang lama gak di Singapura?"
"Beberapa tahun,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit Asia [Completed]
Romance"Antara kisah cinta kita dan takdir Tuhan" Follow sebelum membaca:) Jangan lupa meninggalkan jejak Bintang:) Terima kasih:) -----------------------------------------------------------