"Dimaafkan atau tidak, kau tetap harus meminta maaf. Orang yang meminta maaf lebih dulu adalah orang yang paling baik, karena ia tidak ingin larut dalam kesalahan sekalipun itu kecil."
-Xavier duduk termenung didepan laptopnya. Beberapa berkas dan dokumen kembali dikirim oleh ayahnya. Sedikit waktu lagi ia akan menjadi seorang direktur utama di perusahaan ayahnya.
Kejadian tadi membuat kepala Xavier berat. Pikirannya masih terarah kesana. Xavier menghela nafas menenangkan pikiran dan kembali melanjutkan pekerjaan.
Tukk... tukk...
Suara ketukan dari luar kamar terdengar. Xavier menolehkan wajah karena sedikit terkejut.
"Masuk aja! Gak dikunci!" teriak Xavier.
Pintu kamar dibuka lebar. Seorang pria memakai hoodie maroon dengan senyum sumringah memasuki kamar Xavier. Pria itu langsung duduk disofa.
"Ngapain Sam?" tanya Xavier. Pria itu adalah Samuel, sahabatnya.
"Sibuk ya?" tanya balik Samuel.
"Iya," Xavier mengendikan bahu. Kemudian kembali melanjutkan pekerjaannya.
Hening sejenak. Mereka sibuk dengan pikiran masing-masing. Samuel mengambil cookies yang tersedia diatas meja Xavier dan melahapnya perlahan. Sementara Xavier masih sibuk dengan laptop.
"Xavier?" panggil Samuel.
"Hmm?" Xavier cukup bergumam. Mata dan tangannya masih setia dilaptop.
Samuel menghela nafas. Ia tak tahu mulai dari mana untuk menanyakan perihal Xavier dan Nadia.
"Ada hubungan apa kau dengan Kenzia, eh Nadia,"
Mendengar nama itu disebut. Xavier menoleh kearah Samuel. Ia menaikan sebelah alis.
"Kenapa?" tanya balik Xavier.
Samule menggeleng. "Aku hanya ingin tahu,"
Kini Xavier menghela nafas. "Sekarang aku bertanya Sam, kenapa kau bilang namanya Kenzia? Bukan Nadia? Kau ingin menutupi dia dariku? Apa sebenarnya maksudmu?" tanya Xavier bertubi-tubi.
Samuel bungkam.
"Pelan-pelan dong Vier, kayak mau interview tersangka aja,"
"Oke, oke..." Xavier menatap lekat Samuel. "Kenapa kau bilang namanya Kenzia padaku? Bukan Nadia,"
Samuel mengangguk paham.
"Karena awalnya dia bilang namanya Kenzia, nah tadi dikelas aku tanya balik, dia bilang nama aslinya itu Nadia Putri Kenzia, terserah mau panggil apa, Kenzia atau Nadia, sama aja,"
Xavier mengangguk mengerti. "Berarti kau sebenarnya tidak tau juga kalau namanya itu Nadia?"
Samuel menggeleng polos. Sementara Xavier menghela nafas. Terjadi salah paham. Ia mengira Samuel sudah tau nama asli wanita itu.
"Kau kenal dengan Nadia?" giliran Samuel yang bertanya.
"Iya, saat kau bercerita berteman dengan wanita dari Indonesia dan menyebut ciri-cirinya, aku langsung berpikir bahwa wanita itu Nadia, namun kau bilang bahwa namanya Kenzia, dan saat itu aku pikir aku salah, dan ternyata aku benar, wanita itu memang Nadia,"
"Pantas saja kau sangat penasaran saat itu,"
Xavier mengendikan bahu.
"Seberapa kenal kalian?"
"Kau tidak perlu tahu, yang terpenting kami pernah temenan dan sangat dekat,"
Samuel mengangguk paham. "Kalian pasti memiliki hubungan dimasa lalu ya?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Langit Asia [Completed]
Romance"Antara kisah cinta kita dan takdir Tuhan" Follow sebelum membaca:) Jangan lupa meninggalkan jejak Bintang:) Terima kasih:) -----------------------------------------------------------