31 -Langit Asia-

195 9 0
                                    

 "Bahagia terkadang datang dari hal yang sederhana. Sehingga membuat kesan manis yang tak terlupakan:)"
-

Mobil audi hitam Kevin berhenti di depan rumah Fidyah. Waktu menunjukan pukul delapan malam. Sejak pagi hingga sore tadi, Kevin sudah mempersiapkan semuanya. Mulai dari tempat mereka dinner sampai pakaian casual yang ia kenakan.

  Kevin hendak turun dari mobil menghampiri Fidyah. Namun, Fidyah sudah berdiri di depan rumahnya. Fidyah beranjak masuk ke mobil.

"Udah lama nungguin?" tanya Kevin saat Fidyah masuk kedalam mobil.

"Barusan kok" jawab Fidyah sambil mengenakan sabuk pengaman. "Gue langsung keluar rumah begitu dengar suara mobil lo!" Fidyah tersenyum kecil menjelaskan.

"Baguslah kalo gitu, lo udah hafal suara mobil gue!" Kevin terkekeh.

  Mobil audi hitam Kevin mulai berjalan digelap malam. Kevin menyalakan lampu mobil dan memutar lagu Celengan rindu - By Fiersa Besari. Fidyah ikut menikmati lagu yang diputar oleh Kevin.

"Kita mau dinner dimana Vin?" tanya Fidyah memulai percakapan saat mereka dalam perjalanan.

"Suatu tempat!" jawab Kevin.

"Suatu tempatnya tuh dimana?" tanya Fidyah lagi.

"Tebak aja kalau bisa!" Kevin tertawa perlahan.

"Taman?" tebak Fidyah.

Kevin menggeleng. "Bukan!"

"Cafe?"

Kevin menggeleng lagi.

"Restoran mahal waktu itu?"

Kevin menggeleng lagi. Ia tertawa mendengar tebakan Fidyah.

"Dimana sih? Kampus?" Fidyah menghembuskan nafas.

"Ngapain kita malem-malem ke kampus?!" Kevin tertawa.

"Ya kali aja kan. Emang dimana sih? Bilang aja!" Fidyah memaksa.

"Tempatnya surprise deh pokoknya!" Kevin terkekeh.

  Fidyah bertambah bingung. Ia menghembuskan nafas, pasrah. Kevin selalu saja berhasil membuatnya penasaran.

"Bilang aja Vin!" Fidyah mendesak.

"Surprise tetap surprise. Ga boleh dibilang, ntar bukan surprise lagi namanya!"

"Terersah!" Fidyah memutar bola mata dengan malas. "Yang penting lo gak bawa gue ke tempat yang macem-macem!"

"Dih, gue mana berani" Kevin terkekeh.

"Siapa tau aja ya! Lo mau bunuh dan mutilasi gue!" Fidyah menatap tajam Kevin yang sedang mengendarai.

"Emang gue psikopat!" Kevin tertawa melihat tatapan tajam Fidyah.

"Wajah lo mirip psikopat di film-film!"

"Ya kali mirip psikopat wajah yang tampan gini!" ucap Kevin percaya diri.

"Dih pede nya minta ampun!" cibir Fidyah.

"Bukan pede sih, ya emang faktanya gue tampan" Kevin tertawa kecil.

"Lo aja yang kepedean!" ejek Fidyah.

"Biarin! Hati-hati lo jatuh cinta ama ketampanan gue!" Kevin terkekeh.

"Pede amat!" Fidyah menggelengkan kepala dan menepukan tangan kedahi nya.

  Kevin tertawa melihat tingkah Fidyah. Perjalanan terasa hangat dengan obrolan mereka. Kevin kembali fokus menyelusuri jalanan malam.

Langit Asia [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang