"Aku mencintaimu. Percayalah, kita akan menjadi pasangan hidup bahagia. Aku akan berusaha dan selalu berdoa. Hingga kita menjadi pasangan di dunia dan di surga kelak:)"
-Tepat hari ini adalah hari wisuda Kevin. Ia memakai pakaian wisudanya dan sejak pagi sekali tadi ia pergi ke kampus. Kevin telah menghubungi Fidyah tadi malam. Hari ini ia tidak bisa menjemput Fidyah karena ia sibuk dengan seluruh persiapan yang dibutuhkan dalam wisuda. Jadi, Fidyah pergi sendirian untuk hadir di wisuda Kevin.
Fidyah memilih baju yang cocok untuknya. Agar terlihat lebih manis di hadapan Kevin. Fidyah mengoleskan make up ke wajahnya dengan tipis. Kelihatan natural namun sangat cantik. Fidyah mengambil tas kecil samping berwarna merah maroon dan berjalan keluar rumah.
"Mau kemana Fidyah? Tumben cantik," ejek ibunya yang sedang menyiram tanaman.
"Mau pergi ke wisuda temen bu, ya emang aku cantik." Fidyah terkekeh.
"Temen? Temen yang mana? Cowok apa cewek?"
"Teman cowok bu..."
"Oh teman cowok, hati-hati kalau gitu..."
Fidyah mencium tangan ibunya. Berpamitan. Ia melanjutkan langkahn. Menunggu angkot yang akan lewat. Belum sampai lima menit Fidyah berdiri, angkot yabg berwarna biru berhenti di hadapannya. Fidyah beranjak masuk.
"Untuk hari ini lo harus terlihat cantik Fidyah! Untuk hari ini aja! Hehehh," batin Fidyah tertawa.
"Eh kenapa atuh senyum-senyum sendiri neng," seorang wanita paruh baya yang juga penumpang angkot menegur Fidyah. Bagaimaba tidak? Sejak Fidyah masuk ke dalam angkot, ia terus tersenyum.
"Eh, engg-enggak kok..." Fidyah terkekeh. Ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Jelaslah ia malu.
Wanita yang menegur Fidyah mengangguk. Fidyah kembali menormalkan perasaannya. Jangan terlalu senang. Ia harus menjaga sikapnya.
***
Fidyah tiba di kampus. Ia menuju ruang wisuda Kevin. Sangat banyak orang yang datang. Begitu juga dengan orang tua mereka. Melihat anaknya yang akhirnya wisuda setelah beberapa tahun menempuh pendidikan. Raut senang dan gembira terlihat jelas di wajah mereka.
Sesampainya Fidyah di ruangan wisuda. Ia mencari keberadaan Kevin. Ia melihat Kevin duduk di kursi depan bersama kedua orang tuanya. Kevin memakai pakaian wisuda dan toga. Fidyah perlahan mendekat. Sorotan mata menatapnya. Ia membalasnya dengan senyuman.
"Fidyah?" Kevin menoleh. Ia melihat Fidyah berjalan mendekat. "Fidyah disini!" Kevin memanggil Fidyah.
Fidyah mengangguk. Ia melihat Kevin memanggil namanya.
"Maaf Vin, aku lambat," ucap Fidyah tersenyum tipis.
"Santai aja, kamu gak lambat kok. Baru mulai juga. Eh kamu kesini naik apa?"
"Naik angkot,"
"Angkot? Maafin aku Fid, gak bisa jemput kamu,"
"Iya gak apa-apa,"
"Entar aku yang anter pulang ya!"
Fidyah mengangguk.
"Kamu cantik hari ini," bisik Kevin terkekeh.
Fidyah tertawa kecil.
"Ayo duduk!"
Fidyah duduk disamping Kevin. Ia juga mencium tangan Ibu dan Ayah Kevin.

KAMU SEDANG MEMBACA
Langit Asia [Completed]
Romance"Antara kisah cinta kita dan takdir Tuhan" Follow sebelum membaca:) Jangan lupa meninggalkan jejak Bintang:) Terima kasih:) -----------------------------------------------------------