"Kita bersama dalam waktu yang sangat sementara. Namun percayalah, tuhan akan menyatukan kita kembali jika memang itu adalah rencana-Nya."
-"Ada apa Yah?"
"...."
"Iya tadi malam udah aku edit,"
"...."
"Beneran kok, coba ayah liat,"
"...."
"Apa?"
"...."
"File baru lagi?" Xavier menghela nafas.
"...."
"Iya iya... entar aku edit lagi,"
"...."
"Iya Ayah..."
Panggilan terputus sepihak. Dalam perjalanan menuju kampus, Ayah Xavier masih saja memberitahukan file baru yang akan di edit. Sekarang Xavier merasa benar-benar sibuk.
Xavier tiba di kampus tepat waktu. Keberuntungan berpihak padanya. Ia tidak kesiangan lagi. Setelah memarkirkan mobil, ia berlari kecil menyelusuri koridor menuju kelas.
Ia tiba dikelas tepat waktu juga. Selang beberapa menit Mr Harvy memasuki kelas dan langsung memberikan arahan. Saat itu juga tugas presentase di mulai.
"Xavier!" panggil Mr Harvy dan memberikan kode untuk maju kedepan sebagai pembuka presentase.
"Mampus!" batin Xavier terkejut.
Xavier maju kedepan. Menghubungkan laptop dengan layar protector didinding kelas agar semua orang bisa melihat hasil presentasenya. Ia menarik nafas dalam-dalam sebelum memulai presentase.
Xavier memulai presentase dengan mengucapkan salam. Bagian demi bagian ia jelaskan dengan kemampuannya. Teori demi teori ia sampaikan beserta para pakarnya. Permasalahan dan penyelesaian ia sampaikan secara detail. Begitu juga dengan hubungan sebab-akibat. Xavier sangat menguasai hasil presentasenya. Karena menurutnya, presentase tentang saham, inflasi, bursa efek, dan bank sedikit mudah. Ia juga sedikit belajar dari ayahnya.
Sesi tanya jawab. Pertanyaan demi pertanyaan di lontarkan kepadanya. Xavier menumpuk pertanyaan tersebut dan menjawabnya satu per satu. Semua orang mengerti dengan jawaban Xavier yang simple dan mudah dipahami.
Sekitar dua puluh menit presentase. Akhirnya presentase tersebut selesai dan diakhir presentase ia mengucapkan salam penutup beserta senyuman hangat kepada semua orang.
"Give aplause for Xavier Andiyunus!" Mr Harvy menepuk pundak Xavier bangga. Mulai terlihat calon enterpreneur hebat.
Riuh tepuk tangan menggelegar seisi ruangan kelas. Xavier menunudukan kepala, menghormati. Ia mengambil laptop dan berjalan kembali ke kursinya. Sebagai pembuka presentase sangatlah gugup. Ia menghapus sedikit peluh didahi dan hidungnya.
"Akhirnya selesai," batin Xavier tersenyum bangga.
***
Seusai kelas, Xavier tidak pergi kekantin. Ia melaju pergi ke rumah sakit. Hari ini Samuel tidak masuk karena berada di rumah sakit. Mendengar itu dari teman kelas Samuel, ia langsung menuju keparkiran melajukan mobil menuju rumah sakit.
Xavier tiba di rumah sakit. Ia terus berjalan ke ruangan Samuel. Xavier masuk kedalam ruangan tersebut, ia melihat Samuel yang sedang terbaring lemah dengan infus yang menempel ditangannya. Xavier berjalan mendekat.
![](https://img.wattpad.com/cover/191921725-288-k59151.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit Asia [Completed]
Romance"Antara kisah cinta kita dan takdir Tuhan" Follow sebelum membaca:) Jangan lupa meninggalkan jejak Bintang:) Terima kasih:) -----------------------------------------------------------