"Semua tentang hati dan perasaan berada ditanganku! Kalian hanya membantu meraciknya dengan kasih sayang! Aku hanya ingin bahagia tanpa paksaan:("
-
"Hei..." Xavier melambaikan tangannya kewajah Nadia, yang sedang melamun.
"Eh... ada apa?"
"Ada apa? Gaka ada apa-apa kok..."
"Ehm maaf," Nadia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Nadia" ucap Xavier.
"Hmm"
"Kamu khawatirin aku ya?" Xavier tersenyum lebar.
"Hmm... gak... gak kok, tadi.. aku-"
"Iya tau Nad, hahah" tawa Xavier.
Wajah Nadia merona secara tiba-tiba.
"Belum mau keluar?" tanya Xavier. "Tuh udah ada dosen" Xavier menunjuk kearah luar, terlihat dosen yang akan masuk kekelas.
"Baiklah... nanti jangan lupa diobatin ya Vier.." ujar Nadia, setelah itu ia berjalan keluar kelas.
"Iya..." teriak Xavier
Dosen memasuki ruangan kelas. Ia meletakan buku dan perangkat laptopnya diatas meja. Reza melihat dosen telah masuk kedalam kelas, ia berlari menuju kelas sebelum dosen tersebut tidak mengizinkannya mengikuti mata kuliah.
"Siang menjelang sore pak..." Reza menyengir kuda.
Dosen melihat Reza datar.
"Kenapa wajah kamu?" tanya dosen tersebut.
"Masalah laki pak..." Reza tak berhenti tersenyum untuk meyakini dosen tersebut.
"Ya udah duduk sana!" seru dosen tersebut tak terlalu memikirkan alasan Reza.
"Baik pak!"
"Xavier... wajah kamu juga kenapa? Masalah laki juga bareng Reza?" tanya Dosen tersebut tanpa basa basi.
"Iya pak.." Xavier menggaruk tengkuknya dengan senyuman kecil.
***
Nadia telah berada di taman belakang kampus. Setelah pergi dari kelas Xavier, ia langsung menuju taman sendirian. Pikiran Nadia masih terngiang oleh perkataan Xavier.
"Gue khawatir? Yah... gue juga udah gak tau dengan perasaan gue Vier! Semenjak lo hadir dikehidupan redup gue, lo berhasil nerangin hari-hari gue!" gerutu Nadia pada dirinya sendiri. Tanpa sengaja bibirnya membentuk senyuman indah.
Drrt... Drrtt...
Ponsel yang berada di saku Nadia berdering. Ia mengambil ponselnya dan melihat ada notif pesan baru yang masuk, langsung saja ia melihatnya.
"Nadia... nanti kalau mata kuliah kamu udah selesai, ayah dan ibu tunggu dirumah. Secepatnya ya nak... love you..."
Sebelah alis Nadia terangkat melihat pesan dari Ibunya. Entah hal apa yang membuat ayah dan ibunya menyuruhnya untuk pulang. Mata kuliah Nadia pun juga telah selesai, maka Nadia memutuskan untuk pergi pulang kerumahnya, padahal baru beberapa menit ia menikmati sepoi angin di taman.
"Iya...Nadia sekarang kerumah bu" balas Nadia singkat.
Nadia beranjak dari taman dan keluar dari kampus, ia berdiri di samping jalan raya menunggu angkot. Nadia tidak membawa motornya hari ini. Tak lama berdiri, angkot berwarna jeruk kelewatan matang berhenti dihadapannya, ia segera masuk dan duduk bersama para penumpang lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit Asia [Completed]
Romansa"Antara kisah cinta kita dan takdir Tuhan" Follow sebelum membaca:) Jangan lupa meninggalkan jejak Bintang:) Terima kasih:) -----------------------------------------------------------