20 -Langit Asia-

266 13 0
                                    

 "Percayalah! Kebaikan akan selalu teringat :)"

-

Malam yang sangat dingin. Setelah menikmati sore, Xavier kembali pulang kerumahnya. Ia merasa lebih tenang dari sebelumnya.

"Xavier..." seseorang memanggil namanya.

  Saat Xavier membuka pintu untuk masuk kerumah, ia terkejut melihat ayah dan ibunya yang duduk bersama di ruang tamu. Dan memanggilnya.

"Ada apa?"  batin Xavier.

  Xavier berjalan mendekati ayah dan ibunya, kemudian duduk bersama mereka di sofa ruang tamu.

"Ada apa?" tanya Xavier setelah ia duduk.

"Kamu sibuk?" tanya ayahnya.

"Tidak" jawab Xavier seadanya.

"Rini, buatkan minuman!" perintah ayah Xavier. Rini dan Andi adalah nama orang tua Xavier.

  Ibu Xavier mengangguk setuju, kemudian berjalan ke arah dapur. Sedangkan Xavier masih terlihat heran, ada hal apa ayah dan ibunya memanggilnya dan duduk bersama di ruang tamu.

"Bagaimana kuliahmu?" tanya ayah Xavier.

"Baik, tiga bulan lagi selesai" jawab Xavier.

"Kamu siap lanjut ke Singapura?"

  Xavier merasa ayahnya bertanya lebih lembut dari biasanya. Ia merasa heran dengan ayahnya.

"Siap" jawab Xavier memastikan.

"Baguslah nak... apakah kamu merasa terpaksa?"

"Tidak, aku memang ingin membahagiakan ayah dan ibu dengan melanjutkan kuliah di Singapura!"

"Terima kasih nak... sebelumnya maafkan ayah yang terlalu berambisi padamu!"

  Xavier tidak menjawab. Ia merasa ayahnya berubah, tidak seperti biasanya.

"Hari ini ayah tidak keluar kota?" tanya Xavier.

"Tidak"

"Ini ayo minum..." ibu Xavier datang dengan membawa dua gelas teh hangat, kemudian duduk.

"Xavier... kamu mau lanjut kuliah ke Singapura?" tanya Ibu Xavier.

Xavier mengangguk setuju.

"Syukurlah nak..." Ibu Xavier tersenyum.

"Bulan depan ayah akan urus semua persiapan kamu" ujar ayah Xavier.

"Bagaimana dengan perusahaan ayah?" tanya Xavier.

"Baik..." jawab ayah Xavier setelah meminum segelas teh hangat.

"Baiklah ayah.. ibu.. Xavier mau kekamar dulu" Xavier berdiri dan berjalan menuju kamarnya.

  Setelah sampai dikamar, Xavier langsung merebahkan tubuhnya yang lelah. Seharian pikirannya sangat kacau, dan malam ini  ia telah berjanji akan melanjutkan kuliah ke Singapura.

  Xavier bangkit dari rebahannya kemudian mengambil buku catatan miliknya, ia menuliskan sebuah quetos malam ini.

"Kebahagiaan orang tua adalah kebahagiaan yang paling haqiqi!"

***

"Makasih ya Vin!" Fidyah berterima kasih pada Kevin saat mobil Kevin tepat berhenti didepan rumah Fidyah.

"Iya sama-sama, kalau mau jalan-jalan lagi tinggal bilang aja gak usah ragu!" ujar Kevin tersenyum.

  Fidyah mengangguk dan tersenyum lebar. Seharian ini ia menghabiskan lebih banyak waktu bersama Kevin. Entah mengapa ia merasa bahagia bersama Kevin.

Langit Asia [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang