"Titik mencintai tertinggi adalah mengikhlaskan:)"
-Oma dan Dara bersiap-siap untuk kembali pulang. Dara sejak tadi merengek agar lebih lama lagi dirumah Xavier. Hingga oma berusaha membujuknya. Xavier dan Ibunya mengantar mereka sampai didepan gerbang.
"Hati-hati ya oma," ujar Xavier.
Oma tersenyum dan mengangguk.
"Dara? Dara gak dibilang 'hati-hati' kayak oma gitu bang?" Dara mendengus sebal.
"Gak usah! Lo udah gede, jangan manja!"
"Tapi kan Dara-"
Xavier menutup mulut Dara dengan jari telunjuknya.
"Ingat! Kembaliin secepatnya novel abang," Xavier terkekeh.
Dara menghentak-hentakan kakinya. Kesal. Xavier terkekeh melihatnya.
"Kami pulang dulu ya," oma menepuk pundak Xavier.
"Jalan-jalan kemari lagi ya bu," Ibu Xavier tersenyum. Oma ikut tersenyum mendengarnya.
Dara dan Oma memasuki mobil. Ayah Xavier yang akan mengantar mereka pulang. Xavier melambaikan tangan begitu mobil mulai berjalan dan menjauh. Xavier dan ibunya kembali masuk kedalam rumah.
Malam pun tiba, Xavier meletakan laptop di atas meja menunggu seseorang. Siapa lagi kalau bukan Reza. Tak lama kemudian, seseorang mengetuk pintu kamar Xavier.
"Masuk! Gak dikunci" seru Xavier dari dalam kamar.
Pintu terbuka. Seorang pria dengan senyum sumringah memasuki kamar. Dan itu sudah pasti Reza.
"Tumben bawa tas,"
Reza terkekeh. "Kan mau kerja tugas,"
Xavier mempersilahkna Reza duduk di meja belajarnya. Reza mengeluarkan laptop, buku tulis dan bolpoin dari dalam tas nya. Ia mulai mengerjakan tugas.
"Udah ada persiapan wisuda Za?"
Reza menoleh. "Udah ada,"
Xavier menaikan alisnya sebelah. Tak percaya.
"Beneran?"
"Lo mah gak percaya gue,"
"Iyain ajalah biar fast,"
Reza menghela nafas.
"Eh katanya lo mau bawa makanan, mana?"
"Ah iya, tadi rencana gue mau beli pizza ama roti bakar,"
"Terus?"
"Udah habis semuanya," Reza tertawa.
"Sialan lu!"
Reza kembali tertawa. Xavier hanya menatapanya tajam.
"Vier, gue liat lo tadi ama cewek, siapa tuh? Gebetan baru?"
"Cewek?"
"Iya, sok lupa lagi lo,"
"Dimana?"
"Di pasar,"
"Ooh," Xavier mengerti. "Itu Dara, adik sepupu gue,"
"Adik sepupu?"
"Hmm" Xavier mengangguk.
"Gile Vier! Cantik amat adik sepupu lo!"
"Emang lo lihat?"
"Lihatlah, tuh anak kayaknya manis-manis gimana gitu, jadi pengen gue bungkus bawa pulang" Reza tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit Asia [Completed]
Romance"Antara kisah cinta kita dan takdir Tuhan" Follow sebelum membaca:) Jangan lupa meninggalkan jejak Bintang:) Terima kasih:) -----------------------------------------------------------