43 -Langit Asia-

201 11 0
                                    

"Melupakan barang itu hal yang wajar bagi manusia. Tapi melupakan dia yang pernah ada, wajar gak?:v hehehe"
-

  Hari pertama masuk kampus. Seperti kebiasaan paginya. Xavier selalu menyempatkan diri untuk berolahraga beberapa menit. Setelah itu mandi, mengganti pakaian dan melaju pergi ke Universitas.

Welcome To Singapure University

  Xavier menarik napas dalam-dalam sebelum memasuki gerbang. Tulisan besar terpampang jelas di gerbang megah universitas tersebut. Ia memasuki gerbang dan menuju parkiran. Xavier keluar dari mobil setelah terparkir.

  Sorotan matanya keseluruh penjuru kampus. Sangat banyak orang yang menempuh pendidikan. Wajah mereka pun berbeda-beda. Ada yang sipit, hitam, kribo, putih, dan sebagainya. Mereka pasti berasal dari negara yang berbeda juga.

"Hai!" lagi-lagi seseorang menepuk pundak Xavier.

Xavier menoleh. Ia melihat Samuel.

"Hai Sam,"

"Oh iya kelasmu dimana Vier?" tanya Samuel dengan aksen indonesia yang sedikit kaku. "Dipanggil 'Vier' boleh kan?"

"Enterprenuer Bussines," jawab Xavier. "Iya boleh, di Indonesia sering di panggil Vier," jawab Xavier.

"Kelas bisnis?"

Xavier mengangguk.

"Wah hebat!" Samuel tersenyum kecil. "Kelas bisnis di lantai tiga,"

"Oh iya makasih,"

Samuel mengangguk dan berjalan pergi.

"Eh tunggu Sam! Kelasmu dimana?"

"Di lantai dua, tepatnya di kelas technology"

Xavier mengangguk. "Oh ok!"

"Entar makan siang barengan Vier! Kantin di sebelah selatan kampus!" teriak Samuel dan ia beranjak pergi.

Dengan perasaan gugup. Xavier berjalan menyelusuri koridor. Orang-orang melihatnya sinis. Ia membalas dengan senyuman. Xavier menaiki tangga hingga tiba di lantai tiga.

"Nih kampus gede banget!" gerutu Xavier pada dirinya sendiri.

Xavier tiba didepan kelas bisnis. Ia masuk dan mencari tempat duduk. Xavier duduk dibagian belakang. Orang-orang berdatangan masuk kedalam kelas dan langsung duduk begitu saja.

"Kayaknya mereka juga mahasiswa baru," batin Xavier.

Seorang dosen berkacamata, berkulit putih, berusia sekitar empat puluh tahun, tinggi mencapai maksimum, dan raut wajah yang dingin. Dosen tersebut memperkenalkan diri.

"I'm Mr Harvy,"

Perkenalan yang sangat singkat. Nama dosen tersebut Mr Harvy. Dengan wajah yang tegas Mr Harvy memulai pembelajaran dan membuat aturan.

Semua mahasiswa yang berada dikelas tak percaya dengan aturan yang dibuat Mr Harvy. Jika diartikan dalam bahasa Indonesia. Aturan tersebut berbunyi.

Langit Asia [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang