51 -Langit Asia-

232 10 0
                                    

"Kita dipertemukan kembali bukan karena sebuah kebetulan. Tuhan mempertemukan kita kembali karena ia tahu bahwa kisah kita belum selesai."
-

"NADIA!"

"TUNGGU NADIA!"

Xavier terus mengejar wanita itu. Sementara wanita itu terus berlari sekencang mungkin hingga menabrak setiap bahu yang dilewatinya.

"NADIA!"

Xavier berlari sekencang mungkin. Ia berhasil mencekal lengan wanita itu. Xavier menghembuskan nafas lelah.

"Kenapa kau menghindariku Nadia?"

Wanita tersebut tidak menjawab. Ia meronta dan sesekali terisak. Air matanya tak bisa lagi dibendung.

"Le... lepasin!" teriak wanita itu.

Xavier menggeleng tegas. "Tidak! Aku ingin bertanya banyak padamu! Selama setahun lebih kita tidak bertemu dan sekarang kita dipertemukan kembali, aku tidak akan melepaskanmu sebelum aku mendengar apa alasanmu menjauh dan menghindariku,"

Wanita itu terisak. Ia meronta. Xavier sekuat tenaga menahannya.

"Nadia, Aku ingin mendengar apa alasanmu menghindariku,"

Wanita itu menggeleng tegas. "Lepasin! Aku gak punya alasan! Lepasin!" Wanita itu terus meronta.

"Nadia, aku mohon jangan buat aku frustasi dengan kehadiranmu kembali," serak Xavier. Rasanya ia ingin memeluk wanita dihadapannya ini.

"Aku gak bermaksud untuk hadir dikehidupanmu! Anggap saja kita tidak pernah bertemu sebelumnya!" Nadia berteriak sambil terisak.

Xavier menggeleng tegas. "Tidak, aku tidak semudah itu melupakanmu, sekarang kita dipertemukan kembali dan aku ingin mendengar apa alasanmu menjauh dariku, selama setahun lebih aku tidak melihat wajahmu dan sekarang aku melihatmu dan aku tidak ingin membiarkanmu menjauh dariku, aku hanya butuh penjelasan Nadia,"

"Sudah kukatakan! Aku tidak punya alasan! Aku menjauhimu karena itu kemauanku sendiri! Jadi berhentilah membuat drama seolah-olah aku kehilangan!" Nadia berteriak kesal dan masih terisak. Air matanya terus meluncur.

Xavier menghembusakan nafas. "Aku mengerti, kau belum bisa mengatakan alasanmu," Xavier menuduk.

Seketika Nadia bungkam.

"Aku... aku minta maaf Nadia, kesalahanku sangat banyak sampai kau menjauh dan menghindariku seperti ini," Xavier menatap wanita itu lekat.

Nadia kembali terisak. Seakan memorinya tertuju pada rasa perih.

"Aku ingin sekali mendengar penjelasanmu, aku ingin bertanya banyak padamu, kenapa kau bisa berada disini? Kenapa kau mengganti namamu menjadi Kenzia? Kenapa kau sama sekali tidak pernah menghubungiku lagi?. Nadia... aku ingin bertanya banyak padamu, ini kali pertama kita bertemu lagi. Aku benar-benar minta maaf, aku mungkin punya kesalahan besar denganmu, tapi bukan begini caranya Nadia. Justru kau malah membuatku membenci diriku sendiri," mata Xavier berbinar menjelaskan.

Nadia terisak menunduk dan mengepalkan tangan.

"Aku mohon Nadia..." Xavier memelas.

"Kau... kau tidak perlu minta maaf," Nadia menghapus air matanya cepat. "Sebaiknya kau pergi dihadapanku! Dan ingat! Anggap saja kita tidak pernah bertemu sebelumnya!" Nadia melepaskan cekalan lengannya dengan kuat saat ia rasa mulai ada ruang untuk melepas lengannya.

"Aku bukan Nadia yang pernah kau temui setahun yang lalu!" ucap wanita itu. Satu tetesan air meluncur dari kelopak mata indahnya.

Xavier bungkam. Ia merasa jantungnya berpacu hebat. Rasa nyeri dan sesak membuat oksigennya menipis.

Langit Asia [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang