"Kau bagai bunga. Cantik, indah dan harum:). Dan aku bagai kumbang yang hinggap ke bunga. Namun sayangnya, aku kumbang yang tidak berani dan kurang beruntung dari kumbang yang lain:)"
-Xavier mengambil buku dan bolpoin hitam miliknya. Ia mencoba merangkai kata dan kalimat hingga membuat sebuah quetos. Jemarinya mulai menari menorehkan tinta hitam diatas kertas putih.
Sudah menjadi kebiasaan Xavier menuangkan perasaan yang sedang ia rasakan kedalam sebuah tulisan. Setelah selesai menulis, ia memejamkan mata sejenak merilekskan pikiran. Perlahan matanya ia buka dan membaca hasil tulisannya dengan suara lirih
"Ketika kita memilih dan merelakan sesuatu. Terkadang hati sedang mencoba untuk berbohong. Namun semuanya mempunyai sebab-akibat. Kita hanya bisa menerimanya~"
-Mohammad Xavier Andiyunus.Xavier kembali menutup bukunya. Ia beranjak ke kasur. Xavier merebahkan tubuhnya yang lelah. Lelah dengan semua tugas kuliah. Besok kembali masuk kuliah.
Tukk... tukk... tukk...
Terdengar suara ketukan dari pintu kamar Xavier. Matanya sayu hendak tidur terbuka sempurna. Sedikit terkejut. Ketukan itu terua menerus terdengar. Xavier beranjak bangun dan membuka pintu kamarnya.
"Ayah?" Xavier melihat ayahnya yang berdiri dihadapannya.
"Apa ayah boleh masuk?"
Xavier mengangguk. "Iya boleh,"
Ayahnya masuk kedalam kamar dan duduk bersampingan dengan Xavier diatas kasurnya. Xavier masih merasa bingunh dengan kehadiran ayahnya larut malam.
"Ayah menganggu tidurmu?"
Xavier menggeleng. "Tidak! Xavier juga belum tidur"
"Baguslah kalau begitu" Ayahnya tersenyum. "Ayah cuma mau bilang kalau ayah akan segera pensiun!"
Mata Xavier melotot tak percaya.
"Apa... ayah... ayah akan pensiun?" tanya Xavier terbata-bata.
"Iya, ayah akan pensiun beberapa bulan lagi!"
"Kenapa?"
"Ayah sudah tua!" Ayahnya terkekeh. "Sebelumnya ayah benar-benar minta maaf karena sudah mengekangmu, ayah belum bisa menjadi ayah yang terbaik untukmu,"
Xavier melihat wajah ayahnya yang serius. "Ayah sudah menjadi ayah yang terbaik bagi Xavier,"
Ayah Xavier terkekeh, ia menepuk pundak anaknya. "Ayah akan pensiun, jadi kamu bersiap untuk melanjutkan perusahaan,"
Xavier mengangguk. Memang usia ayahnya bisa dibilang sudah tidak muda. Tapi ayahnya selalu terlihat muda dimata Xavier.
"Bagaimana dengan kuliahku di Singapura nanti Yah?"
"Itu tidak masalah semuanya sudah beres! Ayah sudah siapkan semuanya untuk kamu!"
Xavier mengangguk lagi.
"Ayah mau nanya sekali lagi, apa kamu tidak terpaksa untuk lanjut Strata 2 di Singapura? Ayah hanya ingin memastikan kamu"
![](https://img.wattpad.com/cover/191921725-288-k59151.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit Asia [Completed]
Romans"Antara kisah cinta kita dan takdir Tuhan" Follow sebelum membaca:) Jangan lupa meninggalkan jejak Bintang:) Terima kasih:) -----------------------------------------------------------