"Gue gak jomblo! Hanya saja tuhan gak mau lihat cowok antimainstream kayak gue patah hati:v"
-"Xavier? Lo ada di dalam?" seseorang memanggil Xavier dari luar kamar.
"Iya, masuk aja! Pintu kamar gak di kunci!" Xavier menghentikan jemarinya di atas laptop saat mendengar seseorang dari luar kamar.
Pintu kamar Xavier terbuka. Muncul seorang lelaki dengan senyum semringah menatap Xavier. Orang tersebut beranjak masuk ke kamar Xavier dan duduk di kursi dekat jendela di sebelah Xavier.
"Tumben lo dateng Za!" ujar Xavier.
"Di rumah gak ada orang! Gue juga gak tau mau keluar kemana!" ujar Reza. "Lo ngerjain tugas?"
"Lo liat sendirikan!" Xavier memperlihatkan laptop dan buku-bukunya yang ada di atas meja.
"Rajin banget lo!" Reza terkekeh.
"Lo mau minum?" tawar Xavier.
"Gak usah deh"
"Gue udah bisa tebak!" Xavier terkekeh. "Lo udah punya persiapan buat skripsi Za?"
"Belum, gue mah santuy! Entar juga wisuda kok!" Reza menghela nafas perlahan.
"Lo mah santuy mulu! Masalah nya skripsi tugas terakhir kita, buat semua dosen tertarik dan bangga dengan hasil skripsi kita bro!" Xavier semangat.
"Iya entar gue buat skripsi yang paling menarik, sampe dosen ngeluarin air mata!"
"Bisa aja lo Za!" Xavier terkekeh. Kemudian ia berdiri dan berjalan keluar kamar.
"Eh lo mau kemana? Main tinggal aja!" teriak Reza.
"Mau ambil minum buat gue bukan buat lo!" Xavier tertawa kecil dan melanjutkan langkahnya.
"Lah kok gitu? Buatin gue juga Vier!" teriak Reza melihat Xavier telah keluar kamar.
Reza menatap kamar Xavier. Penuh dengan kata-kata mutiara yang pasti ia petik dari kutipan novel semua yang ia baca. Reza menggeleng kepala. Bahkan banyak gambar para pakar ekonomi peraih nobel terpampang di dinding kamar. Reza menelan ludah.
"Ini kamar atau laboratorium?" tanya Reza pada dirinya sendiri.
Xavier kembali ke kamar dengan membawa dua gelas jus alpukat dan setoples kue kering bertoping keju. Xavier meletakannya di meja.
"Lo liat apaan?" tanya Xavier. Ia melihat Reza menatap semua isi kamar.
"Vier? Ini kamar atau laboratorium sih? Banyak banget tulisan nya!" jawab Reza.
"Ya elah, emang gini desain kamar gue!" ujar Xavier santai. "Pasti kamar lo penuh dengan gambar cewek! Jadi gak biasa liat kamar gini!" Xavier tertawa.
"Hih mana ada gambar cewek di kamar gue!" celah Reza.
"Gambar apa emang? Kakek sugiono?" Xavier tertawa lepas.
"Buset! Gue gak kenal tuh kakek!"
"Iya gue percaya deh, nih minum!" Xavier tertawa kecil dan menunjuk minuman di atas meja.
Reza mengambil minuman tersebut. Segelas jus alpukat dengan roti kering menemani mereka. Reza sangat menikmati makanan dan minuman yang di hidangkan untuk nya.
"Eh Vier? Emang lo gak cemburu?" tanya Reza.
"Cemburu?" Xavier mengangkat alisnya sebelah.
"Iya cemburu! Tuh si Kevin nembak Fidyah!"
"Kevin nembak Fidyah?" tanya balik Xavier.
"Iya Vier! Lo gak cemburu?"
"Buat apa cemburu?" ujar Xavier santai.

KAMU SEDANG MEMBACA
Langit Asia [Completed]
Romansa"Antara kisah cinta kita dan takdir Tuhan" Follow sebelum membaca:) Jangan lupa meninggalkan jejak Bintang:) Terima kasih:) -----------------------------------------------------------