"Percayalah, setelah hujan dan badai akan ada pelangi yang indah:)"
-Hari demi hari berlalu. Setelah Xavier dinyatakan sembuh, keluarga dan teman-temannya pulang kembali ke negara asal. Indonesia.
Xavier kembali masuk kuliah. Mengikuti beberapa mata kuliah yang tentunya tinggal beberapa bulan lagi pendidikannya akan selesai. Dia tidak lupa meminta maaf kepada Mr Harvy karena tidak melakukan tugas penelitian di negara Jerman karena sebuah kecelakaan. Mr Harvy sangat mengerti, ia tidak menyalahkan Xavier. Bahkan Mr Harvy memberikan nilai tertinggi kepada Xavier.
***
8 bulan kemudian...
Xavier berjalan kekamar mandi. Ia masuk dan menyalakan shower. Dinginnya air membasahi sekujur tubuh.
Setelah selesai mandi, Xavier mengganti pakaian. Sebelum mengenakan pakaian tersebut dia tersenyum cukup lama.
"Akhirnya... aku memakaimu juga," ucap Xavier pada pakaian tersebut.
Pakaian itu adalah pakaian wisuda. Seperangkat dengan sebuket bunga, selempang bertuliskan namanya, dan toga yang khas Universitas Singapore. Xavier melihat dirinya di pantulan cermin setelah memakai pakaian itu.
The Graduate Day.
Hari ini adalah hari wisuda. Hari yang dinantikan semua mahasiswa. Setelah dua tahun lebih Xavier menempuh pendidikan hingga akhirnya ia merasa bahagia karena telah menyelesaikannya dengan predikat wisudawan terbaik dan nilai yang tinggi. Predikat itu diberikan langsung oleh Mr Harvy.
"Ayah dan ibu sudah siap?" tanya Xavier saat ia selesai mengganti pakaian lalu menemui ayah dan ibunya disofa ruang khusus keluarga apartemennya. Sementara Bibi Moli tidak ikut menemani Xavier karena harus menjaga rumah, katanya.
Ibu Xavier berkaca-kaca. Melihat anak tunggalnya yang hampir saja kehilangan nyawa setahun yang lalu, kini memakai pakaian kesuksesan. Air mata ibunya kembali menetes.
"Ibu nangis?" tanya Xavier saat melihat ibunya menatap lekat dan sendu hingga meneteskan air mata.
"Ibu kamu terharu nak," ucap Ayah Xavier.
Xavier berjalan mendekat. Ia duduk dihadapan ibunya.
"Jangan nangis bu, ini kan hari bahagia Xavier,"
Ibu Xavier mengahapus air mata. Kemudian tersenyum manis.
"Ibu terharu nak, nangis bahagia. Akhirnya anak ibu sukses, ibu sangat bahagia... Allah maha penyayang,"
Xavier memeluk ibunya. Hatinya tersentuh mendengar ucapan lembut itu.
"Acara peluk-pelukannya nanti saja, sekarang sudah waktunya Xavier ke kampus," ucap ayah Xavier.
Xavier melepas pelukan. Ia mengecup hangat kening ibunya.
"Ayo! Kita berangkat!"
Xavier dan juga ayah serta ibunya berjalan bersama keluar apartemen dengan rasa bahagia. Mereka menaiki mobil menuju kampus.
"Kita singgah dirumah Nadia Vier?" tanya Ibu Xavier yang berada dikursi depan. Menoleh kebelakang. Ayah Xavier menyetir, Ibunya duduk dikursi depan dan Xavier sendiri berada dikursi belakang.
Xavier menggelengkan kepala.
"Kenapa? Bukannya hari ini dia juga akan wisuda?"
"Nadia berangkat dengan keluarganya bu,"

KAMU SEDANG MEMBACA
Langit Asia [Completed]
عاطفية"Antara kisah cinta kita dan takdir Tuhan" Follow sebelum membaca:) Jangan lupa meninggalkan jejak Bintang:) Terima kasih:) -----------------------------------------------------------