38 -Langit Asia-

185 10 0
                                    

"Takdir berpisah adalah cara terbaik untuk kita bahagia. Kenanglah itu untuk selamanya~"
-

  Kevin dan Fidyah melaju pergi dari kampus dengan perasaan yang bahagia tentunya. Di dalam mobil Fidyah sejak tadi diam. Membuat Kevin menoleh hingga mengerutkan dahi. Fidyah terdiam karena memikirkan ciuman Kevin. Firstkiss Fidyah telah diambil Kevin. Fidyah sungguh malu menatap Kevin. Wajahnya bersemu merah.

"Ekhmm," Kevin berdehem. Namun, masih terjadi keheningan.

"Kok kita merasa canggung gini sih?" Kevin terkekeh pelan.

Fidyah tidak menjawab. Wajahnya masih memerah untuk menatap Kevin.

"Kamu sakit?"

Fidyah tidak menjawabnya lagi.

"Ya udah kita pulang aja, kamu istirahat dirumah entar aku-"

"Gak! Aku gak sakit kok," ujar Fidyah cepat. Ia tersipu malu.

"Terus? Kenapa dari tadi diam?"

"Aku... aku malu," ucap Fidyah lirih bahkan terdengar seperti bisikan.

"Malu? Malu pacaran sama aku ya? Kalau kamu malu kita gak usah pacaran, kita temanan aja gak apa-apa kok, ya udah sekarang aku anter-"

"Enggak! Bukan gitu maksudnya!"

"Emang gimana maksudnya?"

"Aku..." Fidyah menormalkan jantunganya. Menarik nafas dalam-dalam. "Aku malu, karena kamu mengambil firstkiss ku," Fidyah menunduk.

Kevin tertawa mendengar Fidyah. Menurutnya itu hal yang sangat lucu. Fidyah kembali menatap Kevin.

"Ke-kenapa ketawa?"

"Hahah, kamu lucu juga ya,"

"Lucu?"

Kevin mengangguk. Ia tersenyum. Kevin mengambil tangan Fidyah. Jarinya memasang di sela jari Fidyah. Menggenggamnya.

"Gak usah malu, kita kan udah pacaran"

"Iya..." Fidyah tersenyum.

Kevin mendekatkan wajahnya ketelinga Fidyah.

"Lagipula bibirmu manis Fidyah, bahkan aku ingin lebih dari sekedar kecupan biasa," bisik Kevin. Ia terkekeh setelah berbisik.

Fidyah menegang. Ia menatap Kevin tak percaya. Jantungnya kembali berpacu hebat. Dengan cepat tangannya mencubit perut Kevin.

"Ih dasar Kevin otak kotor!"

"Ah! Sakit Fid," Kevin merintih kesakitan. "Kita lagi dalam perjalanan, entar kecelakaan,"

Fidyah melepas cubitannya. Ia menatap ke luar jendela. Mendengus kesal.

"Aku minta maaf, gak aku ulangin lagi deh..."

"Gak aku maafin!" Fidyah ngambek.

"Dih ngambekan," Kevin hanya tertawa. Fidyah sungguh menggemaskan. Ingin Kevin bungkus bawa pulang.

"Tau ah!"

"Entar aku ajak nonton deh,"

"Gak mau!"

"Aku beliin coklat? Bunga? Es krim? Bakso? Skincare?" Kevin tertawa kecil menggoda Fidyah.

"Gak mau! Gak mau! Gak mau!" Fidyah berteriak kesal.

Kevin tertawa melihat tingkah Fidyah. Lampu merah. Ia memberhentikan mobilnya. Kevin kembali mendekatkan wajahnya pada telinga Fidyah.

"Entar aku bawain mahar dan separangkat alat sholat kerumah kamu, Fidyah sayang..." bisik Kevin.

Langit Asia [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang