53 -Langit Asia-

212 7 0
                                    

"Mungkin, menyelasaikan kisah akan menjadi jalan terbaik untukmu memaafkanku"
-

  Seusai kelas pada sore hari, Xavier memilih pergi ke dermaga. Ia ingin menenangkan pikiranya. Mungkin dengan melihat gerombolan camar, ombak, laut, kapal-kapal yang bergoyangan, dan hembusan angin bisa meringankan pikirannya.

Xavier memarkirkan mobil. Berjalan kaki sambil memasulan tangan kesaku jaket. Ia berjalan menuju bangku panjang.

"Tunggu!" ucap Xavier pada dirinya sendiri. "Bukannya itu... Nadia!"

Ia melihat seorang wanita yang mengenakan syal abu-abu sedang duduk dikursi panjang tersebut dengan memejamkan mata, menikmati terpaan angin laut.

Xavier mempercepat langkahnya. Ia tidak ingin membuang-buang waktu. Ia langsung duduk disamping wanita itu.

Nadia membuka mata lebar. Terkejut dengan kedatangan Xavier. Badannya langsung berdiri.

"Nad, aku mohon... aku hanya ingin berbicara sebentar denganmu," Xavier menghela nafas.

"Aku sudah bilang, aku tidak ingin bicara denganmu lagi!" Nadia berteriak frustasi.

Xavier kembali menghela nafas. "15 menit saja Nad, ku mohon,"

Nadia melihat tatapan serius dari Xavier. Beberapa detik kemudian ia kembali duduk.

"Cepetan! Aku tidak ingin berlama-lama disini,"

Akhirnya Xavier bernafas lega.

"Nadia, sebelumnya aku minta maaf, aku pasti punya kesalahan yang amat besar sampai kau menjauhiku seperti ini. Sekali lagi aku minta maaf," ujar Xavier sungguh-sungguh.

Nadia tertegun. Kali ini Ia bungkam mendengar ucapan Xavier.

"Sebenarnya aku ingin sekali mendengar alasanmu kenapa menjauh dan selalu menghindariku, aku tau Nad, aku punya kesalahan, aku ingin kau memeberitahuku apa kesalahanku, kau boleh benci denganku, kau boleh marah, tapi aku tidak ingin didiamkan begini, kita sudah dewasa Nadia, selesaikan masalah kita secara dewasa juga," Xavier menatap lekat Nadia.

"Terserah kau memaafkanku atau tidak. Aku hanya ingin meminta maaf denganmu, waktu di Indonesia aku pernah katakan, jika kita bertemu lagi aku ingin mendengar alasanmu menjauh dan siapa laki-laki yang bersamamu ditoko buku waktu itu. Tapi... itu semua sia-sia, tidak ada untungnya lagi aku mengingat itu, aku tidak akan menganggu hidupmu lagi, dan aku ingin jika aku memang punya kesalahan aku mohon katakan, aku tidak ingin larut dalam kesalahanku sendiri," Xavier melirik jam dilengannya.

"Tersisa 5 menit lagi, bahkan berbicara banyak pun aku tidak berhak. Terima kasih Nadia, kau telah menyadarkanku arti dari kesalahan, semoga kau bisa melupakan kisah kita, mungkin akan cukup sampai disini,"

Xavier berdiri dari kursi. Ia kembali memasukan tangan kedalam jaket sambil menghirup udara. Rasanya sesak.

"Mungkin ini memang yang kau inginkan, aku harus pergi menjauh," Xavier tersenyum. Senyum menutup luka. Rasanya masih sesak.

"Jaga dirimu baik-baik, semoga kau bisa mendapatkan pendamping hidup yang lebih baik dan tidak membuat hatimu terluka," Xavier terkekeh. Ia mengelus kasar puncak kepala Nadia

Deg!

Nadia merasa speechless dengan perkataan Xavier. Uluran tangan yang mengacak kepalanya itu membuat satu tetesan air mata kembali meluncur deras. Ia menunduk. Rasanya sesak.

"Aku pergi, salam untuk adikmu, pasti adikmu sudah dewasa dan menjadi ustad yang baik, Assalamu'alaikum," Xavier terkekeh. Ia benar-benar menahan rasa sakit dihatinya.

Langit Asia [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang