15 -Langit Asia-

319 17 0
                                    

 "Keyakinan merupakan kunci utama! Jaga keyakinan itu hingga waktu tak akan mengeluh menunggunya :)"

-

  Xavier lagi-lagi mengajak Nadia ke suatu tempat, Nadia hanya mengikutinya dari belakang. Xavier mendongak ke langit, matahari sedikit demi sedikit mulai menampakan cahaya kemerahannya, Xavier mempercepat langkahnya.

  Xavier terus menggenggam dan menarik tangan Nadia, jarak tempat yang dituju Xavier dari lapangan sepak bola tadi tidaklah jauh. Hitungan beberapa menit akhirnya mereka sampai di suatu tempat yang sangat indah. Tempat yang pernah mereka berdua kunjungi sebelumnya.

"Ini kan.." Nadia terkejut.

"Gimana? Rindu tempat ini?" Xavier berhenti melangkah dan melepas tangan Nadia dari genggaman nya.

"Rindu banget" Nadia tersenyum.

  Xavier dan Nadia tepat berada di Pantai yang pernah mereka kunjungi sebelumnya, Xavier dan Nadia duduk di bawah pohon rindang sambil menunggu langit membakar dirinya.

"Xavier..." ujar Nadia.

"Mmm" gumam Xavier.

"Bagaimana dengan keluargamu?" tanya Nadia.

"Keluarga?" tanya balik Xavier menangkat sebelah alisnya.

"Iya... apa keluargamu baik-baik saja?"

"Iya baik-baik saja, tapi..." Xavier terdiam.

"Tapi apa?" tanya Nadia lagi.

"Tapi aku harus melanjutkan kuliah ku ke luar negeri atas perintah ayah!" ujar Xavier.

"Ooh bagus kalau gitu Vier, aku kira masalah itu masih membakar batinmu" Nadia tersenyum.

"Apa kau akan merindukanku?" tanya Xavier tersenyum.

"Mmm... gimana yah.." Nadia terkekeh.

"Yaelah... nanti kalau kamu rindu tinggal hubungi"

"Iya pasti" Nadia tersenyum.

   Langit menampakan cahaya kemerahan yang sangat indah, dan awan-awan merah menggantung menambahkan keindahan senja.

"Indah ya Vier!" Nadia menatap kagum senja.

"Apanya?" tanya Xavier.

"Senjanya indah"

"Ooh kirain"

"Kirain apaan?" tanya Nadia.

"Gak ada apa-apa" Xavier tersenyum.

  Nadia mengeluarkan ponsel dari saku celananya dan memotret senja indah yang ia saksikan sekarang. Setelah beberapa kali memotret, Nadia berdiri dan Xavier pun ikut berdiri menyaksikan betapa menawannya langit ciptaan tuhan.

"Xavier, menurutmu kalau aku seperti senja, apa kau akan membenciku?" tanya Nadia, sementara tatapannya masih takjub dengan kemerahan sempurna senja.

"Kenapa?" tanya balik Xavier.

"Karena terkadang aku hadir hanya sesaat, kemudian menghilang begitu saja" ujar Nadia.

"Walaupun kau hadir hanya sesaat, aku tetap berterima kasih.." Xavier tersenyum.

"Berterima kasih? Buat apa?" Nadia heran.

"Aku akan berterima kasih kepada tuhan yang telah mempertemukan kita, aku juga berterima kasih pada tuhan yang telah menciptakan senja yang indah walau hadir hanya sesaat, namun senja pasti akan kembali menampakan cahaya indahnya, dan aku yakin kau akan kembali, walaupun kau sempat menghilang dalam hidupku!" ujar Xavier tersenyum.

Langit Asia [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang