"Berdamai dengan masa lalu dan kebahagiaan akan berasamamu:)"
-"Kau langsung pulang Vier?" tanya Samuel saat mereka berjalan keluar kampus.
Hari ini kelas usai pada sore hari. Sebenarnya Xavier ingin pergi bersama Samuel menonton festival musik. Sudah lama sekali ia tidak menonton festival musik. Namun, hari ini ia lagi dan lagi disibukan dengan dokumen dari ayahnya yang terus masuk.
"Iya, ada beberapa dokumen yang harus kuatasi," jawab Xavier santai.
"Okelah," Samuel mengendikan bahu.
"Lain waktu saja Sam,"
"Iya iya..." Samuel menghela nafas. "Padahal kau rugi sekali tidak pergi, banyak wanita seksi disana!"
Xavier langsung menjitak kepala Samuel.
"Kebiasaan! Ingat si Kenzia itu,"
Samuel mengelus kepalanya sambil meringis.
"Just kidding," Samuel cengengesan.
"Aku pergi dulu ya Sam!"
Xavier berjalan menuju mobilnya dan meninggalkan Samuel.
"Hati-hati dapat pacar yang hamil lagi!" teriak Samuel dengen terkekeh.
Xavier membalikan badannya dan mengumpat.
"Shit!" Ia memperlihatkan kepalan tangannya. Seolah menantang Samuel.
Sementara Samuel hanya tertawa geli.
***
Sekarang Xavier berada didalam kamarnya. Ia duduk dihadapan laptop dengan makanan dan minuman yang tersedia disamping kiri dan kanannya. Ia memperbarui beberap dokumen yang masuk.
Ting...
Bunyi bel dari luar pintu kamarnya berbunyi. Ia beranjak membuka pintu.
"Pizza, for Mr Xavier," ujar seorang pria yang sedang berseragam kerja berdiri dihadapannya dengan membawa satu kotak pizaa.
"Thanks..." Xavier mengambil pizza tersebut. Ia sempat memesan pizza dengan menggunakan aplikasi.
Pengantar pizza tersebut tersenyum ramah dan berjalan pergi. Xavier kembali menutup pintu kamarnya. Ia langsung melahap pizza bertoping cheese and saos tomato.
Drrt... drrt...
Dering telepon mengganggu kenikmatan Xavier. Ia menghembuskan nafas kasar dan mengambil ponsel diatas nakas.
"Ada apa lagi Yah? Dokumen yang ayah kirim sudah selesai kuurus, sekarang dokumen dari negara mana lagi? Langsung kirim ke email saja, Xavier sekarang sungguh sibuk," ujar Xavier bertubi-tubi. Tanpa membaca nama pemanggil dari ponsel, ia langsung mengangkat dan menjawab panggilan tersebut yang ia yakini adalah ayahnya.
Seberang telepon tidak nenjawab. Xavier menghela nafas.
"Ayah? Kenapa diam? Jangan bilang ayah ingin aku mengerjakan dokum-"
"Ayah?" ucap seseorang dari telepon.
Xavier terkejut. Suara lembut khas wanita terdengar ditelinganya. Sontak ia melihat nama kontak dipanggilan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit Asia [Completed]
Romance"Antara kisah cinta kita dan takdir Tuhan" Follow sebelum membaca:) Jangan lupa meninggalkan jejak Bintang:) Terima kasih:) -----------------------------------------------------------