Chapter 10

2.4K 182 30
                                    

Sehabis dari tempat Ivan bekerja, Valeron hendak pulang ke rumah.

Tapi terlebih dahulu ia mampir ke tempat tongkrongannya, yang pemiliknya sedang pulang kampung.

Valeron dengan samar-samar melihat seorang perempuan yang tengah duduk samping menutup wajahnya menggunakan kedua telapak tangan

Eh? Itu bukan setan, kan?  Batin Valeron was-was

Pandangannya terhalang oleh rintikkan hujan yang memenuhi kaca helm full face-nya

Valeron menepikan motornya dibawah derasnya hujan, menegok sosok perempuan tadi, "Hana?" Betapa terkejutnya Valeron saat melihat Hana dengan mata sembabnya

"Valeron?" Hana langsung berdiri dan memeluk tubuh Valeron yang basah karena terkena hujan. Tidak ingin menyia-yiakan kesempatan, Valeron balas memeluk Hana

"Ada apa, Han?" Tanya Valeron

"Gue mau cerita" ucapnya, Valeron melepaskan pelukannya, menyuruh Hana duduk. Bajunya jadi ikut basah karena memeluk Valeron

Valeron menatap Hana intens, matanya sembab, hidungnya merah, dan pipinya basah.

"Gue udah pernah bilang, jangan datang ke gue saat lo lagi sedih, sama aja lu ngehancurin dunia gue duakali"

"Tapi gue lagi butuh lu"

"Tapi gue nggak pengen liat lo sedih" Valeron beranjak.

Hana menarik tangan Valeron. Lalu menyuruhnya untuk kembali duduk.

"Kenapa? Mana Athallah?" Tanya Valeron sambil melepas helmnya

Pandangan Hana langsung meredup, ia menundukkan kepalanya,

"Nggak pa-pa, cerita aja. Gimana?" Tanya Valeron lagi

Hana justru memeluknya tiba-tiba. Menangis sambil senggukkan.

Valeron berusaha menenangkan perempuan yang hampir menghancurkan hidupnya itu

"Athallah, Ron" ucap Hana

"Iya, Athallah kenapa?"

"Dia ninggalin gue. Dia selingkuh, Ron" tangisan Hana semakin terdengar menyakitkan bagi Valeron

Valeron langsung melepaskan pelukan Hana, wajahnya sangat marah.

"Lo tunggu disini" ucapnya

"Mau kemana?" Tanya Hana sambil berusaha menahan tangan Valeron agak tidak pergi

"Orang itu harus dikasih pelajaran" ucap Valeron

"Nggak perlu. Gue yang salah, gue yang nggak mau dengerin lo dari awal. Coba kalau gue nurutin lo, pasti nggak akan kayak gini" air mata paling berharga itu turun lagi.

"Dia harus lenyap dari bumi" ucap Valeron sarkas

"Jangan" Hana memohon. Valeron tidak mampu melihat wajah Hana yang sudah memelas seperti itu.

Valeron duduk lagi, lalu merangkul Hana. Membiarkan ia menangis sepuasnya. Walau sebenarnya Valeron tidak bisa melihat perempuannya menangis tersedu-sedu

"Sudah" ucap Valeron sambil mengelus rambut Hana

"Maafin gue, Ron"

"Lo nggak salah. Gue aja yang terlalu cepat menyerah"

"Enggak" Hana menggeleng

Hana melepaskan pelukan mereka, mulai menatap rintikkan hujan yang sedari tadi menghantam bumi.

Hujan, menyakiti bumi.

"Pulang, ya?" Tawar Valeron

"Enggak" Hana menolak.

Broken | Valeron [1] & [2] ʀᴇᴠɪsɪTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang