Hana mulai membereskan baju-bajunya. Memilih yang mana yang memang layak dipakai dan mana yang tidak. Yang masih bisa dipakai akan ia bawa ke Jogja, dan yang tidak terpakai tapi kondisinya masih layak pakai, akan ia sumbangkan untuk anak-anak panti.
Hana beranjak, setelah selesai membereskan baju-bajunya. Ia beralih membereskan buku-bukunya. Seluruh bukunya ia bawa ke Jogja sebagai kenang-kenangan. Dan, siapa tau akan berguna suatu saat nanti.
Sebuah kotak kecil berwarna coklat itu menarik perhatian. Kotak kecil yang didalamnya berisikan surat-surat kecil yang dikirimkan si pangeran milk shake, "milk shake pemberian dia pasti rasanya bakalan beda sama milk shake lainnya" gumam Hana sambil memperhatikan kotak itu.
Sudah ada sekitar 90-an kertas yang dilipat kecil-kecil agar tidak terlalu memakan tempat. Hana mengambil satu, ingin membaca lagi kata-kata indah yang mungkin beberapa tahun ke depan tidak akan ia terima lagi.
Jika malam ini dingin, maka jadilah pelupa. Karena tidak semua kenangan hangat untuk diingat:)
Tulisan tangan Valeron yang sedikit sulit dibaca. Hanya orang-orang tertentu saja yang paham maksudnya.
Semakin sulit meninggalkan kota penuh kenangan ini. Rasanya berat sekali. Memang, tidak semua hal sama dengan apa yang kita bayangkan. Realita memang selalu lebih kejam dari pada dunia mimpi. Menghantar setiap makhluk untuk tetap bisa bertahan seperti apapun keadaanya.
Lalu Hana membuka laci meja belajarnya, mengambil sebuah foto yang sudah ia cetak. Berbentuk polaroid dengan bingkai warna kuning. Menampilkan ia dan Valeron yang berfoto saat corat-coret.
Lucu sekali rasanya bila diingat-ingat bagaimana caranya Hana bisa jatuh hati pada seseorang yang dulunya pernah ia tolak berkali-kali.
"Aneh," gumam Hana berjalan menuju kasur lalu menjatuhkan dirinya diatas kasur sambil terus memandangi dua foto polaroid yang ia pegang. Satunya lagi saat malam kelulusan. Setelah ia sukses mencuri ciuman pertama Valeron.
"Ah!" Hana malu sendiri, mengingat betapa beraninya ia waktu itu, "kira-kira, Jogja punya seseorang yang sama kayak Valeron nggak, ya?"
Hana menatap langit-langit. Tiba-tiba hapenya berdering. Hana langsung spontan mengambil hapenya,
"Siap-siap. Gua OTW" ucap seseorang dari sebrang
"Lho? Kan, baru jam lima sore, janjiannya, kan, jam tujuh malam"
"Mau jalan-jalan nggak?"
"Ke mana?"
"Katanya ada pasar malam. Ada bianglalanya"
"Siap, Pak Bos. Gue siap-siap"
"Yo"
"Hati-hati, ya. Jangan lupa baca bismilah biar selamat"
"Bismillahhirohmannirohmin"
"Daah..." Hana mematikan sambungan teleponnya. Lalu segera membawa turun kardus berisikan pakaiannya yang akan ia sumbangkan kepada anak pantai.
Setelah itu ia naik untuk ganti baju dan bersiap-siap
¤¤¤
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken | Valeron [1] & [2] ʀᴇᴠɪsɪ
FanfictionFFT [FANFICITION TIMNAS] Bagian ketiga sudah dipublikasikan *** Warning! Ceritanya bisa bikin gregetan *** #1 Timnas (16-11-2019) #1 Valeron (16-11-2019) Sebuah kisah yang dirangkaikan dengan sangat hati-hati. Dengan kasih sayang dan cinta, walau pa...