[2] : Jakarta

1.4K 125 47
                                    

"Saya berangkat, ya, Om," Valeron menyalimi Tn. Hendra.

"Kakak juga, Pa," Hana ikut menyalimi Papanya.

"Kalian hati-hati, ya. Kalau sudah sampai telepon Papa, ya, Kak," pesan Tn. Hendra pada putrinya.

"Siap, Pa," jawab Hana.

"Tolong jaga anak, Om, ya, Valeron," pesan Tn. Hendra pada Valeron.

"Pasti, Om. Pasti akan saya jaga," Valeron menjawab jelas.

"Ya, sudah sana. Nanti pesawatnya ke buru berangkat,"

"Daahhh... Papa," Hana masuk ke dalam taksi sambil melambaikan tangannya.

"Duluan, ya, Om," Valeron ikut melambai ke arah Tn. Hendra.

"Telepon Om kalau sudah sampai."

¤¤¤

"Bapak?" Panggil Hana.

"Iya, Mbak?" Jawab si supir taksi yang waktu itu pernah mengantar Hana pulang.

"saya sebelumnya mau bilang terima kasih, sudah mau repot-repot belikan gulali. Kemarin saya lupa bilang,"

"Seharusnya bapak yang bilang terima kasih ke Mbak. Anak bapak dirumah senang sekali ketika bapak pulang bawa gulali,"

"Anak bapak juga suka gulali?" Tanya Hana sekedar basa-basi.

"Suka, Mbak. Makanya dia senang sekali,"

"Ekhm..." Valeron berdehem lantaran merasa terabaikan.

Hana menoleh ke arah Valeron, "diem dulu," Hana menyenggol lengan Valeron. "Lagian, bapak kok mau saja disuruh sama mas ini?" Hana menyenggol Valeron lagi yang ada disampingnya.

"Ya, iyalah. Secara gue kan baik hati dan tidak sombong." sahut Valeron sambil memasang wajah datarnya.

¤¤¤

"Terima kasih, ya, Pak," ucap Hana setelah kopernya sudah selesai diturunkan dari taksi.

"Waduh, bapak jadi tidak enak, si Mbaknya terlalu sering bilang terima kasih," balas si supir taksi.

Hana nyengir, "ya, udah deh kalau gitu, Pak,"

"Saya duluan, ya, Pak," Valeron menenteng tasnya.

"Nggeh, mas. Monggo,"

"Saya duluan, Pak," pamit Hana

"Nggeh, mbak. Hati-hati."

"Siap, Pak," Hana berjalan meninggalkan si bapak supir taksi tadi. Valeron mengeret koper milik Hana. Sedangkan Hana hanya membawa tas kecilnya, "sini koper gue," Hana berusaha mengambil koper ukuran sedang miliknya dari tangan Valeron.

Namun Valeron langsung menjauhkan koper itu dari Hana, memindahkannya ke tangan kirinya. Dan tangan yang tadi dipakai untuk memegang koper, ia pakai untuk mengenggam tangan Hana.

Hana melepaskan tangannya dari genggaman Valeron. Mengambil kereta dorong yang ada didepan salah satu kedai. Ia membawanya kepada Valeron, "taruh sini," Hana menunjuk kereta dorong yang ia bawa. Valeron mengiakan. Ia lalu meletakkan tas ranselnya dan koper milik Hana diatas kereta dorong, "sini gue yang dorong," Hana mengambil kereta dorong itu.

Broken | Valeron [1] & [2] ʀᴇᴠɪsɪTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang