Chapter 24

2.2K 154 79
                                    

Selamat berpulang Eyang Habibie❤
Semoga khusnul khotimah, selamat bertemu dengan Ibu Ainun❤:)

¤¤¤

Hana duduk dibelakang Valeron sambil meminum sebotol milk shake yang sempat dibeli Valeron diswalayan. "Itu tuh. Masa dia ngejahilin emaknya. Adanya namanya dicoret dari kartu keluarga" mereka berdua tertawa

"Tapi dia bener. Kan, dia bilang ada telepon. Yang emang ada telepon"

"Tapi, kan, yang emaknya kira, ada yang nelepon gitu"

Hana beralih memeluk Valeron. Menyandarkan kepalanya dipunggung Valeron. "Nanti, kalau lo udah gede, cita-cita lo jadi apa?" Tanya Hana sambil tangan kanannya melingkar diperut Valeron, dan tangan kirinya memegang botol milk shake.

"Hm... jadi apa, ya?" Valeron terlihat perpikir, "kalau lo mau jadi apa?" Valeron menanya balik

"Gue mau jadi penulis"

"Kenapa kok jadi penulis?"

"Gue orangnya nggak terlalu suka cerita sama orang. Nggak terlalu bisa akrab sama orang. Temen gue disekolah yang deket aja cuma Farah"

"Oh, iya lupa"

"Kenapa?"

"Lo kok bisa temenan akrab gitu sih sama Farah? Disaat cewek-cewek disekolah males deketan sama Farah. Katanya cupu"

"Ada cerita dibalik itu semua"

"Coba cerita"

"Ah, bukan masalah yang penting"

"Coba cerita"

"Gue binggung mulai dari mana"

"Dari bagian yang paling lo inget"

Hana menarik napasnya dalam-dalam. Ia akan mengingat kejadian yang sudah lama terjadi itu, "dulu, gue sama Farah tetanggaan. Sampai waktu itu, Bokap ada panggilan kerja keluar kota. Dan, gue dan Almarhumah Nyokap dirumah. Waktu itu, sekitar jam dua malam, ada kebakaran dirumah gue. Apinya gedeeee banget. Disitu, Almarhumah Nyokap langsung bawa gue keluar, dan ngeliat ada Farah, sama Nyokap-Bokapnya lagi nangis didepan rumahnya. Dan ternyata, kembaran Farah masih ada didalam"

"Emang Farah punya kembaran?"

"Punya. Namanya Sarah"

"Terus?"

"Almarhumah Nyokap gue berusaha buat bantuin mereka. Dengan cara, ambil Sarah yang masih ada didalam kamar. Itu rumahnya Farah udah kebakaran" Hana berhenti sejenak, "kita tungguin Almarhumah Nyokap gue sampai petugas damkar datang. Eh, Almarhumah Nyokap meninggal dengan posisi lagi meluk Sarah. Dan, Sarah juga meninggal karena ke tiban pelafon"

"Almarhumah Nyokap lo pahlawan berarti"

"Makanya. Setelah gue besar, dan gue sadar, bahwa Almarhumah Nyokap gue itu baik banget. Dan, gue bangga banget sama Almarhumah Nyokap" Valeron tersenyum

Mereka akhirnya sampai didepan rumah Hana, Hana turun dari sepedanya, "mau mampir dulu enggak?"

"Bokap lo ada?"

"Bokap belum pulang jam segini"

"Kalau gitu nggak usah"

"Loh? Kok enggak usah?"

"Kalau ada Bokap lo, gue sekalian mau pamitan. Tapi karena enggak ada, ya, nggak jadi"

"Ooh" Hana mengangguk paham

"Besok, gue jemput?" Tawar Valeron

"Nggak usah. Besok w dianterin sama Bokap"

"Oh, ya, udah. Tidurnya jangan malam-malam" pesan Valeron

Broken | Valeron [1] & [2] ʀᴇᴠɪsɪTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang