Kata-kata Resa kemarin masih terngiang-ngiang dikepalanya. Valeron menggelengkan kepalanya, berusaha membuang jauh-jauh pikiran yang diam-diam menguasai emosinya. Valeron menendang meja rusak yang ada didepannya. Sekarang ia berada dibelakang sekolah, sendirian. Marsel dan teman-temannya yang lain masih sibuk berburu dedek emes
Valeron melihat seorang perempuan datang, "lo nggak masuk kelas?" Suara itu mampu menenangkan pikirannya
Valeron hanya menggeleng, "enggak"
Hana mengangkat bahunya cuek, lalu berjalan pergi, sebelum Hana menjauh, Valeron buru-buru menarik tangan perempuan itu, lalu menyuruhnya duduk.
"Kenapa sih? Gue mau masuk kelas"
"Gue mau tanya sesuatu" Valeron sama sekali tidak menoleh ke arahnya. Pandangannya lurus ke depan
"Nanya apaan?"
"Lo sama Athallah waktu pacaran pernah ngapain aja" Valeron menoleh, Hana langsung terdiam.
"Nggak pernah ngapa-ngapain"
Valeron menatap lekat-lekat kedua mata Hana, ada sedikit ketakutan dan kebohongan disitu, "jangan bohong, Han. Gue pengen lo jawab jujur"
"Gue udah jujur"
Valeron tertawa sinis, "Athallah pernah coba apa-apain lo? Atau ajak lo ke tempat sepi?"
Hana diam, pandangannya menunduk. Itu Valeron anggap sebagai jawaban 'iya, pernah'
Valeron mendongak menghadap langit, wajahnya berubah kecewa. Betapa bodohnya perempuan disampingnya ini, mengorbankan harga dirinya demi laki-laki brengsek seperti Athallah.
Valeron mengusap-usap wajahnya kasar. Tubuh Hana bergetar, terdengar suara tangisan kecil dari sana. Valeron melirik Hana yang wajahnya ditutupi rambut
Valeron menepuk-nepuk punggung Hana pelan, "nggak pa-pa" Valeron beranjak, berjalan meninggalkan Hana sendirian dibelakang sekolah itu.
Ia butuh ketenangan sejenak. Pikirannya sedang benar-benar kacau. Perasaannya campur aduk, antara sedih, marah, cemburu, kecewa.
Valeron berjalan menyusuri koridor sekolah, mencari keberadaan teman-teman gilanya itu.
Saat ia melewati lorong kelas sepuluh, banyak siswi-siswi yang menatapnya genit, Valeron cuek. Jika setiap ditanya, apakah ia tidak risih karena terus dilihat dengan sorotan mata genit oleh siswi-siswi disekolahnya, ia pasti akan menjawab dengan percaya dirinya, "derita orang ganteng"
"Kak?" Panggil seseorang dari belakang, Valeron menoleh ke arah sumber suara. Ia melihat seseorang keluar dari kelas, "tunggu, kak" ucapnya
Ia berdiri tepat didepan Valeron, Valeron mengangkat satu alisnya, semakin membuat hati cewek didepannya cenat-cenut, "ngapain?"
"Em....ini, Kak" adik kelas itu memberikan sebuah kotak bekal dan minuman botol, "sarapan. Aku yang bikin lho, kak"
Valeron tidak enak hati bila harus menolak, ia menerimanya. "Makasih, ya" ucap Valeron biasa saja
Adik kelas itu tersenyum malu-malu, "sama-sama, kak"
"Ciee..." teriak semua orang yang ada dikoridor
Valeron ingin melanjutkan misinya, yaitu mencari teman-teman gilanya, "Kak, tunggu bentar, Kak" siswi tadi menahan tangan Valeron
"Ada apa lagi?"
"Kenalin, nama aku Caca" Caca menyodorkan tangan kanannya, mengajak bersalaman
Valeron menjabat tangan Caca, "Valeron"

KAMU SEDANG MEMBACA
Broken | Valeron [1] & [2] ʀᴇᴠɪsɪ
Fiksi PenggemarFFT [FANFICITION TIMNAS] Bagian ketiga sudah dipublikasikan *** Warning! Ceritanya bisa bikin gregetan *** #1 Timnas (16-11-2019) #1 Valeron (16-11-2019) Sebuah kisah yang dirangkaikan dengan sangat hati-hati. Dengan kasih sayang dan cinta, walau pa...