Chapter 6

2.6K 190 16
                                    

Plakkk

Valeron membulatkan matanya, ini sudah tidak bisa dibiarkan.

Valeron langsung mendekati Hana, mendekap perempuan itu dengan erat.

Valeron mendengar isakan tangis yang seperti ditahan. "Nggak apa-apa. Ada gue"

Valeron berusaha menenangkan Hana dulu, baru akan ia selesaikan urusannya dengan Diaz.

"Masuk kelas, ya?" Valeron bersuara lembut. Hana mengangguk pasrah lalu mengajak Farah masuk kelas.

"Jangan ke mana-mana sebelum gue ke kelas" Valeron mengantar Hana masuk kelas. Setelah itu dia keluar, menatap Diaz yang sudah membeku itu.

Valeron mengepalkan tangannya, lalu dengan brutal memukul Diaz. Perkelahian seru itupun tidak bisa terhindari.

"Lo kenapa nampar-nampar cewek gue, bangsat?" Valeron mencengkram kerah baju Diaz, sedangkan Diaz sudah tidak bisa berkutik karena punggungnya menatap tembok.

"Lo jangan berani-berani nyentuh punya gue!" Valeron marah besar kepada Diaz

"Emang dia punya lo?" Pertanyaan Diaz langsung membuat Valeron kicep. Ia mundur beberapa langkah, kepalanya mulai pusing.

"Pengecut!" Ucap Diaz sengaja memancing.

Valeron mengeleng-gelengkan kepalanya. Berusaha fokus.

"Lu laki apa bukan? Kalau yang namanya laki, nggak pernah main tangan sama cewek. Kalau main tangan, itu bukan laki, tapi banci!" Balas Valeron

"Jaga mulut lo, ya!"

"Gue, nggak takut sama lo."

Diaz balik memukul Valeron. Namun dengan cekatan, Valeron menangkis satu persatu pukulan yang dilontarkan Diaz

¤¤¤

"Valeron? Buat ulah apalagi kamu?" Tanya seorang guru BK mengintrogasi mereka

"Saya hanya melakukan tugas saya, Pak" jawab Valeron

"Tugas apa maksud kamu?" Tanya Pak Shodiq

"Coba kalau semisalnya, pacar atau istri bapak dipukul sama seorang laki-laki. Bapak marah atau tidak?"

"Ya, jelas saya marah"

"Itu tugas saya, Pak"

"Tapi apa yang kamu lakukan, tidak bisa dibenarkan" bela Pak Shodiq

"Coba tanya si laki-laki banci itu, Pak. Dia tau segalanya" Valeron berdiri keluar ruang BK

Berjalan menyusuri koridor lalu mampir ke kantin untuk membeli minuman teh--untuk Hana

Ia masuk didalam kelas, seisi kelas yang tadinya riuh, langsung hening.

Valeron duduk ditempat duduknya, melihat Hana yang menenggelamkan wajahnya dilipatan tangannya.

"Minum" titah Valeron meletakkan minuman teh kemasan itu dihadapan Hana. Hana mengangkat kepalanya, "nggak perlu" balas Hana

"Lo tadi kenapa sampai bisa begitu? Lo nggak pa-pa, kan?"

"Nggak usah sok perduli" Hana membuang muka

Valeron membuang napas panjang, "Kenapa tadi pas gue peluk lo diem aja?"

Broken | Valeron [1] & [2] ʀᴇᴠɪsɪTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang