Chapter 14

2.4K 160 24
                                    

Waktu ke waktu,
Sudah kuhabiskan hari-hariku
Untuk mencintaimu

Hana tersenyum sekilas, lalu mulai mengambil salah satu botol milk shake yang tadi sempat diberikan oleh Valeron sehabis pulang sekolah.

Surat ke-empat yang Hana buka. Entah, ingin saja membukanya dan mengetahui kata-kata indah apa yang dituliskan Valeron kali ini.

HP Hana bergetar disampingnya, melihat ke arah caller ID yang terpampang dilayar HP-nya

Hana langsung mengangkat telepon ketika mengetahui nama si penelpon.

"Sudah diterima belum?" Suara laki-laki itu terdengar jelas ditelinganya

"Waalaikumsalam" ucap Hana

"Eh? Assalamualaikum" ralat laki-laki itu

"Waalaikumsalam"

"Sudah diterimakan minuman sama suratnya?"

"Sudah, kan, tadi lo yang ngasih langsung ke gue. Ya, pasti udah sampai ke gue, lah"

"Sudah diminum?"

"Sudah"

"Suratnya dibuang lagi atau dibaca?"

"Dibaca"

"Serius? Gimana? Suka nggak sama kata-katanya?"

"Nggak biasa aja" Hana berusaha bersikap biasa saja

"Setidaknya sudah mau dibuka dan dibaca. Gue udah seneng kok. Lanjut lagi minumnya, gue mau ke tempat tongkrongan"

"Ya, udah"

"Oke"

"Emm, Ron?"

"Apalagi?"

"Makasih, ya"

"Siap, sama-sama"

Hana memutuskan sambungan teleponnya, lalu menjatuhkan dirinya dikasur empuk itu sambil menatap langit-langit.

"Neng Hana?" Bi Ratih memanggil Hana dari balik pintu kamarnya

Hana bangkit dari tempat tidurnya lalu berjalan untuk membukakan pintu, "Ada apa, Bi?"

"Ada temen neng Hana dibawah nyariin eneng Hana"

"Siapa, Bi?"

"Bibi ndak tau namanya, yang jelas dia sudah pernah ke sini"

"Kalau gitu Hana ke bawah dulu, Bi"

"Iya, neng"

Hana berjalan meniti tangga sambil merapihkan rambutnya yang sedikit berantakkan.

Hana melihat seorang laki-laki mengenakan kaos warna hitam polos dan juga celana panjang warna hitam sedang duduk sambil memutar-mutar sebuah kunci yang ada ditangannya

Orang itu berdiri saat melihat Hana menghampirinya, "Jalan, yuk!" ajaknya

"Kamu kenapa nggak bilang mau ke sini?" Tanya Hana

"Mau bikin suprise buat kamu" ucapnya sambil memegang tangan Hana

"Ah, kamu bisa aja"

"Ya, udah ganti baju. Aku tunggu"

"Mau ke mana?"

"Jalan"

"Tumben"

"Masa mau nyenengin pacar aja nggak boleh sih?"

Broken | Valeron [1] & [2] ʀᴇᴠɪsɪTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang