Chapter 20

2.3K 172 42
                                    

Mereka sudah resmi naik kelas duabelas seminggu yang lalu. Dan, setelah kejadian dua hari yang lalu, Hana jadi mogok bicara dengan Valeron.

Masih belum memasuki minggu-minggu aktif belajar. Para siswa masih sibuk dengan urusan masing-masing. Begitu juga para guru.

Valeron sedang duduk dikantin ditemani Marsel, dan anggota geng motor White Wolf yang satu sekolah dengannya. Sebagian besar sudah bolos duluan.

Tidak ada yang berani mengusik keberadaan anggota White Wolf. Siapapun itu. Walau sering membuat onar, mereka selalu lolos dari kejaran guru BK. Kadang juga tertangkap dan diberi hukuman

"Eh, junior-junior yang ini, cakep-cakep bat asli" ujar Marsel heboh sendiri

"Seriusan lu, Sel?" Tanya Alex antusias

"Seriusan" jawab Marsel yakin

"Ayo, kita berburu dedek emess" ngawur Cecen langsung bangkit dari kursinya. "Yok, Ndra" Cecen menarik tangan Diandra

"Ikut cuk" ucap Alex semangat empat lima

"Lo nggak ikut, Ron?" Tanya Marsel pada Valeron yang sedari tadi hanya diam saja

"Enggak. Kalian aja" mereka semua mengangguk, lalu segera pergi keluar kantin untuk berburu dedek emes

Valeron memandang minumannya tidak berselara. Ia sudah kehabisan akal bagaimana caranya membujuk Hana yang punya sifat cuek nauzubillah

Valeron memutuskan untuk kembali ke kelas, menemui Hana yang hampir tidak pernah keluar kelas.

Valeron memasuki kelas yang sepi bagai kuburan itu. Ia hanya mendapati Farah dan Hana yang sedang berbincang.

Valeron mengusir Farah dan duduk disebelah Hana yang ekspresinya langsung berubah ketus.

Beberapa menit terjadi keheningan diantara mereka. Lalu, Valeron mengambil sebuah kotak kecil dari dalam saku celana abu-abunya.

Lalu memantik api dari sebuah korek gas, Hana langsung melirik tajam ke arah Valeron yang hendak merokok itu. Valeron pura-pura tidak melihat Hana yang sudah melotot ke arahnya. Sebelum membakar rokok yang sudah ia taruh diantara bibirnya, Valeron mengambil masker dari sakunya, memakaikannya pada Hana agar ia tidak ikut menghirup asap rokok yang dapat menyebabkan gangguan pernapasan.

Saat Valeron ingin mendekatkan api ke ujung rokoknya, Hana melepaskan maskernya. Valeron memasangnya kembali.

Dan itu terjadi berulang kali.

Hana mengambil paksa rokok dan korek gas yang ada ditangan Valeron. Mambuangnya ke tempat sampah dan kembali ke tempat duduknya. Hana melihat ekspresi Valeron yang tetap tenang seperti biasanya.

"Nggak ada ngerokok-ngerokok" ucap Hana ketus sambil menopang dagunya. "Bangga banget punya paru-paru burik" perempuan itu terus mengoceh karena melihat Valeron yang masih saja merokok.

Ke dua sudut bibir Valeron terangkat. Akhirnya perempuan ini, bicara lebih banyak kata daripada sebelumnya.

"Gue nggak mau, ya, kal--"

"Udah nggak marah lagi, kan?"

"Gue masih marah!"

"Ya, udah"

Mereka kembali saling diam. "Adik kelas cantik-cantik, ya" ucap Valeron

"Iya!" Balas Hana ketus

"Lo masih marah karena gue ikut geng motor?"

"Enggak. Siapa bilang gue marah? Terserah lo deh mau ikutan geng motor kek, ikutan geng badak kek, geng becak, geng unta. Nggak perduli!"

"Mau tau nggak, artinya dari nama geng gue?" Tawar Valeron berusaha mencairkan suasana

Broken | Valeron [1] & [2] ʀᴇᴠɪsɪTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang