[2] : Mawar Merah

1.9K 129 126
                                    

"Om...?" Panggil gua.

Om Hendra langsung ngeliat ke arah gua. Wajah beliau merah. Gua baru sekali ini ngeliat pria yang kelihatannya bener-bener kuat nangis.

Gua duduk disebelah Om Hendra, "Hana gimana, Om?" Tanya gua masih agak ngos-ngosan.

Om Hendra cuma diam. Gua enggak tau apa yang udah terjadi didalam ruang ICU itu. Yang gue liat dari kaca burem yang di pintu, ada seorang berjas putih bolak-balik.

Ya Allah, tolong selamatkan Hana. Bagaimanapun dia harus kuat. Dia harus sembuh. Dia harus bisa bangkit. Tolong sembuhkan Hana ya Allah. Dia perempuan kuat seperti Mamanya. Dia perempuan yang bisa bikin Valeron bahagia. Dia bukan perempuan sembarangan. Selamatkan dia ya Allah.

Gue berdoa keras dengan tangan meminta kepada-Nya.

Hana harus kuat, Hana gak boleh lemah. Hana harus sembuh buat Papa Hana sama Eyon. Hana harus kuat, Eyon ada disini buat nemein Hana. Ayo, semangat, sayang. Kita bakal sama-sama lagi. Kalau Hana sembuh, Eyon janji akan kuliah di Jogja. Kuliah di UGM bareng Hana. Biar Hana gak ketinggalan bis lagi. Atau kesel sama Abang ojol yang nge-cancel pesanan Hana. Hana harus kuat. Eyon, Papa Hana, Mama Hana, semua orang sayang sama Hana.

Gua disitu cuma diem. Rasanya gimana, ya. Lebih sakit dari pada ngeliat dia sama Dewa. Lebih sakit dari pada dipukulin atau dicaci maki sama orang tua lo sendiri. Lebih sakit dari pada lo digebukkin sama sahabat-sahabat lo sendiri.

Dokter itu keluar dengan peluh dan wajah murung. Gue langsung bangkit mendahului Om Hendra.

"Gimana, Dok?" Tanya gua was-was.

"Gimana keadaan anak saya, Dokter?" Tanya Om Hendra.

Dokter itu menggeleng pelan sambil menepuk bahu gua dan bahu Om Hendra. Maksudnya apaan?

Gua mengeleng, "gimana keadaan pacar saya, Dok?!" Tanya gua dengan suara tinggi. Sedangkan Om Hendra sudah terduduk lemas sambil menangis dikursi tadi yang gue dudukin bareng beliau.

Gua masih binggung, "MAKSUD LO APA?!" Gua naik pitam, gua narik kerah baju dokter itu dengan amarah mengebu-gebu, "CEWEK GUA GIMANA?!"

"Dia... dia... sudah..." gua langsung dorong tubuh dia dan masuk ke ICU.

Gua liat suster nutupin tubuh Hana pakai selimut warna putih.

MAKSUD KALIAN APAAN ANJING?!

Gua ngedorong tubuh suster itu menjauh. Kembali membuka selimut yang didalamnya ada tubuh Hana.

Yakali orang tidur ditutupin pakai selimut.

Gua ngebuka selimutnya dari kepala Hana. Gue liat rambutnya tergerai indah diatas bantal rumah sakit. Bibirnya membentuk seulas senyum kecil. Matanya terpejam dalam dan bibirnya pucat.

Gua ngusap pipinya, "Hana...?" Panggil gua berusaha menyadarkan dia, "hei, bangun. Jangan marah sama Eyon, Eyon bawa bunga buat Hana," gua nunjukkin bunga mawar yang gua bawa.

Pipinya dingin.

Ini anak kenapa lama banget ngambeknya yak? Biasanya paling beberapa menit nanti juga baik sendiri. Minta peluk malah.

Broken | Valeron [1] & [2] ʀᴇᴠɪsɪTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang