Chapter 18

2.5K 206 54
                                    

"Liat" suruh Valeron sambil menyodorkan HP-nya lagi kepada Hana, "gue dapetin video ini dari grup. Athallah baru aja ngerayain anniversery dia sama Kakak kelas. Yang ke satu tahun"

Setelah menonton video singkat itu, Hana kembali menangis. Dada-nya benar-benar terasa sesak. Jadi, selama ini Hana lah yang dijadikan pelampiasan

"Athallah jahat banget sih" Hana menyeka air matanya, "nggak nyangka gue"

"Makanya dari awal gue nggak ngizin lo deket sama dia" Valeron menatap lurus ke depan, "cowok kayak dia nggak perlu ditangisin"

"Dia jahat" ucap Hana lirih

"Gue nggak suka lo nangis" ucap Valeron serius sambil menoleh ke arah Hana, "gue benci liat air mata lo turun cuma buat nangisin cowok kayak dia"

Hana menyeka air matanya, sesekali senggukkan karena isakan yang dia tahan, "sini peluk" ucap Valeron lagi

"Nggak mau" tolak Hana

Valeron tersenyum singkat, "suatu saat, lo pasti minta untuk dipeluk sama gue" ucap Valeron dengan pede-nya

"Enggak akan"

"Gue enggak akan tinggal diam, ngeliat lo disakitin"

"Terus lo ngapain kalau enggak tinggal diam?"

"Ya, gue larilah" ucap Valeron setengah nggak nyambung dengan topik yang dibahas

"Ye... goblok" Hana tertawa kecil sambil menoel lengan Valeron

Valeron ikut terkekeh, "gue balik dulu, ya" ucap Valeron

Wajah Hana langsung berubah 180 derajat, "kok cepet banget?"

"Gue udah disini tiga jam lebih" ucap Valeron sambil menunjukkan jam yang ada ditangan kirinya

"Baru sebentar kok" Hana menampilkan wajah cemberutnya, "baru beberapa menit"

"Udah sore, Han. Gue harus pulang" Valeron berusaha membuat Hana mengerti, "kan, disekolah ketemu lagi" Valeron beranjak

"Tadi katanya mau ngajakin gue main sepeda?" Tagih Hana

"Kapan-kapan aja, ya. Udah sore" Valeron merapihkan rambutnya

"Hm... ya, udah, deh" Hana ikut beranjak dari duduknya, "besok, ya?"

"Iya, besok"

"Janji?" Hana menyodorkan kelingkingnya pada Valeron

"Janji" Valeron mengacak-acak rambut Hana

¤¤¤

"Papa" panggil Hana sambil menoel lengan Tn. Hendra yang asyik menonton berita. Merasa belum mendapat balasan, Hana menoel lengan Tn. Hendra lagi, "Papa"

"Apa, kakak?" Jawab Tn. Hendra masih fokus dengan berita

"Papa sama Almarhumah Mama dulu ketemunya gimana sih?" Tanya Hana

Tn. Hendra spontan menoleh ke arah Hana, "kok, Kakak mulai kepo?"

"Iihh, kakak nanya Papa. Bukan kepo. Beda, ya"

"Hm... Papa sama Almarhumah Mama ketemu pertama kali itu waktu ada bazar ditaman kota" Hana menyimak serius, "disitu, Almarhumah Mama lagi beli martabak, kebetulan Papa yang antri duluan"

"Terus?"

"Martabak punya Almarhumah Mama dan punya Papa udah selesai dibikin, punya Papa waktu itu yang spesial, punya Almarhumah Mama yang biasa. Sengaja Papa tuker plastiknya. Abis itu Almarhumah Mama pergi"

Broken | Valeron [1] & [2] ʀᴇᴠɪsɪTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang