[2] : Diluar kendali⚠

1.9K 129 120
                                    

JANGAN TIRU ADEGAN DIBAWAH YA DEK:')

¤¤¤

Valeron meminum teguk demi teguk, ia telan dan ia rasakan. Kepalanya mulai terasa pusing. Seorang pelayan terus saja memberikan ia minum karena memang Valeron yang memintanya.

Kepalanya terasa nyut-nyutan. Ia menoleh ke samping. Ada seorang wanita berpakaian minim menatap Valeron seolah ingin dibelai.

Valeron hanya memandang wanita itu tanpa napsu. Hingga akhirnya bayangan seorang perempuan menggantikan sosok wanita penggoda didepannya.

"Hana...??" Valeron berusaha mengapai bayangan tersebut.

"Han, lo jahat banget sama gua. Enggak nyangka gua sama elu," Valeron ngelantur.

"Lo jahat, Han!"

Teriak Valeron beriringan dengan suara hentakkan musik yang semakin kencang. Valeron tertawa kecut saat menyadari bahwa sosok yang ada didepannya ini bukan Hana. Melainkan si wanita penggoda tadi dengan tampang binggung.

Valeron beranjak dari meja setengah lingkaran itu. Berjalan dengan sempoyongan sambil membawa botol beling warna hijau tua tersebut. Duduk disalah satu sofa, kembali meminum minuman tersebut. Ia membuka tiga kancing kemeja putihnya. Menampilkan belahan dada dan leher.

Ia benar-benar kacau!

Dan ini yang diinginkan saat ini. Untuk tenang.

Valeron melihat David sedang berciuman dengan salah seorang gadis disofa depan. Tangan David lancang memasuki rok mini gadis tersebut.

Valeron kembali meminum minumannya itu. Kembali terbayang wajah perempuan cantik tersebut sedang melambai ke arahnya dengan mata yang basah.

Valeron menjambak rambutnya frustasi. Ia tak tau lagi cara menanggapi emosinya.

Semuanya kacau!

"AANJEEEENGGGG!!!" Valeron melempar botol beling itu ke lantai. Pecah! Tak berbentuk seperti hatinya. Ia mengusap-usap wajahnya kasar. Kembali datang bayangan perempuan itu.

Valeron hanya tersenyum miris, "babi! Anjeng! Bangsat!" Umpatan demi umpatan keluar dari mulut Valeron.

Tiba-tiba David datang dari arah sampingnya, Valeron menoleh. David menunjuk seorang perempuan dibelakang Valeron yang juga keadaannya sedang mabuk berat.

Dia Savika.

Savika duduk disamping Valeron. Nampak sekali dari wajah Savika, bahwa ia sedang diajak jalan-jalan dengan alam hayalnya.

Valeron kembali meminum minuman yang sudah tersedia diatas meja. Menyeruputnya bagaikan kopi cappucino.

Tangan Savika dengan lancang mulai masuk ke dalam kemeja Valeron. Memegang pundak Valeron sambil sayu-sayu.

Valeron balik menatap Savika. Ia hanya tersenyum sekilas. Lalu mengusap rambut Savika persis dengan apa yang dia lakukan kepada Hana.

"Hana..." panggil Valeron sudah setengah sadar. Tanganya menjalan menyentuh pipi Savika yang ia anggap Hana.

"Hana... gua... kangen..." ucapnya susah payah.

Tangan Savika terus masuk ke dalam kemeja Valeron yang terbuka. Ia menyandarkan kepalanya dibahu Valeron. Dengan senang hati Valeron menerimanya. Karena dia beranggapan itu Hana.

Savika memeluk Valeron dari samping. Mencium pipi Valeron, bahkan mulai memancing napsu Valeron.

"Han, jangan dekat-dekat leher gua," Valeron mendorong Savika darinya.

Broken | Valeron [1] & [2] ʀᴇᴠɪsɪTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang