[2] : Apartemen Eyon

1.6K 134 40
                                    

Hana pagi-pagi sekali sudah bangun, ia menyiapkan sarapan untuk orang rumah walau Bi Ratih melarangnya. Juga sekalian memberikan sarapan untuk Valeron. Ia akan pergi ke apartemen Valeron, ingin mengetahui se-rapih apa apartemennya itu.

Firza yang sedang tertidur pulas, mencium bau sedap dari arah dapur, Firza langsung bangun walau nyawanya belum benar-benar kembali. Ia melangkah sambil meraba-raba.

"Masak apaan lo?" Tanya Firza melihat Hana yang sedang memasak, lalu duduk dimeja makan sambil terus menguap.

"Sarapan, Bang," ucap Hana sambil melepaskan celemeknya, "nih buat Abang," Hana memberikan sepiring nasi goreng dengan telur mata sapi dan beberapa buah sosis.

"Enak nggak nih?" Tanya Firza meragukan.

Hana duduk didepan Firza, "dijamin enak, Bang. Hana udah belajar bikin nasi goreng dari kelas sepuluh,"

Firza mencicipinya, "enak juga buatan lu, persis kayak buat Mama lo,"

Hana tersenyum senang, "bagus deh kalau cocok sama Abang," Hana bangkit dari duduknya, "Hana mau suruh Papa sarapan dulu."

¤¤¤

Hana menaiki lift menuju lantai tujuh sebuah gedung apartemen itu, sambil terus mengingat nomor apartemen Valeron, "sebelah kanan nomor tiga ratus lima puluh dua," ingat Hana.

Ia membawa tas berisikan nasi goreng juga jus tomat untuk Valeron sarapan. Kemarin, Hana memaksa Valeron untuk memberitahukan alamat apartemennya juga nomor apartemennya.

Setelah lift-nya terbuka, Hana keluar dan mulai menyusurin lorong untuk mencari pintu apartemen Valeron yang bertuliskan angka 352 tersebut.

"Nah, ketemu." Hana berdiri didepan pintu berwarna coklat itu, Hana memencet bel. Menunggu pemiliknya untuk datang membukakan pintu untuknya.

Valeron yang sedang terlelap dalam tidurnya, sangat merasa terusik dengan bunyi bel yang sedari tadi menghantui telinganya.

Valeron tidur diatas kasur dengan posisi absurd. Kakinya ada disisi yang seharusnya dijadikan bantal--tempat kepala, dan kepalanya ada disisi satunya. Valeron tidak memakai baju, lantaran kepanasan padahal AC-nya stand by 24 jam.

Valeron menutup kepalanya menggunakan selimut, berusaha meminimalisir bunyi yang menusuk gendang telinganya itu. Namun, tetap saja, bunyi bel itu terus ada.

Valeron menghempaskan selimutnya kasar, mengubah posisinya menjadi duduk, menjambak rambutnya frustasi karena jam tidurnya terganggu, "siapa sih?" Keluh Valeron lalu bangkit dari kasurnya. Ia menyeret kakinya untuk membukakan pintu apartemennya.

Ceklek...

Pintu apartemen terbuka, Hana langsung menutup matanya, melihat Valeron yang hanya menggunakan celana pendek warna hitam--terlihat sexy.

*ÛwÛ sexy:">

"Pakai baju dulu, pakai baju," ucap Hana sambil membalikkan badannya--tidak ingin melihat tubuh Valeron.

Valeron yang nyawanya belum kembali sepenuhnya hanya melonggo, "Hana?" Tanyanya dengan suara khas bangun tidur.

"Iya, ini gua. Lu pakai baju dulu sana," Hana masih enggan berbalik.

Broken | Valeron [1] & [2] ʀᴇᴠɪsɪTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang