[2] : Temui

1.4K 141 74
                                    

Target kedua yang gue bikin setelah tau bahwa cerita ini ga cukup dimuat dalam 60 chapter, gue putusin buat nambahin jadi 62 chapter. Ga termasuk epilog. Udah gue bikinin kerangkanya. Tapi nyatanya masih aja ga pas:v

Jadi bisa kira-kira hampir 70 chapter. Ngaret 10 chapter cuk:v

Daaaaannnnnn, dan yaudah AWOKWOK

¤¤¤

Valeron membuka matanya. Dinding putih dan beberapa dekorasi sudah tak asing lagi baginya. Ia menyentuh tulang pipinya. Sedikit meringis karena luka lebam yang diberikan oleh sahabat-sahabatnya sendiri.

Valeron bangkit dari tempat tidur. Bersandar pada tembok sambil menatap lurus ke depan.

Ceklek.

Suara pintu apartemennya terbuka. Disitu ada Cecen sambil membawa semangkuk bubur ayam.

Cecen duduk ditepi kasur Valeron, "ngapain lo ke sini?" Tanya Valeron sinis, "belum puas lo orang ngajar gua sampe babak belur begini?"

"Cecen ke sini cuma mau nyampein pesan temen-temen," katanya sambil meletakkan bubur diatas nakas, "sama mau nganterin bubur juga, sih,"

"Udah nggak ada lagi, kan?"

"Sorry, atas perlakuan kita kemarin malam," ucap Cecen.

"Setelah lo pada bikin gue babak belur kayak gini, lo orang mau minta maaf segampang itu?" Tanyanya dengan nada sinis.

"Kita ngelakuin kayak gitu supaya buat Valeron sadar secara fisik. Karena nyatanya Valeron nggak ada rasa bersalah secara perasaan,"

Valeron bungkam.

"Hana," ucap Cecen enggan menatap Valeron, "Hana orang yang paling terluka disaat dia tau kalau ternyata Valeron udah nyobain cewek lain. Dia yang paling hancur asal Valeron tau. Dia jadi sering pulang malam, tugas-tugas kuliahnya aja pada nggak dikerjain semua, apalagi ngerjain tugas, masuk kampus aja jarang,"

Separah itu?

"Dia sempat cerita ke Marsel, Marsel cuma bisa kasih saran kalau Hana harus bertahan. Marsel nggak berani ngasih saran lebih jauh. Takut justru jadi penengah diantara hubungan kalian. Hana cerita semuanya. Kekhawatiran dia sama hubungan kalian berdua, Hana cerita kalau waktu itu Valeron sempat ragu sama rencana Valeron sendiri. Dia curhat sambil nangis. Sampai Marsel mutusin untuk ngambil cuti akademik dari kampusnya. Lalu ke Jogja buat mastiin sendiri kondisi Hana. Dan, Marsel cerita ke kita, Hana jadi kayak orang linglung asal Valeron tau," Cecen mulai bercerita.

"Hana juga sempet denger pecakapan Valeron sama seorang cewek waktu dibandara. Padahal waktu itu Hana berharap waktu itu dinikmati berdua. Dari situ Hana udah punya prasangka nggak baik. Sampai, Cecen harus bantu nenangin Hana. Ngebujuk dia buat tetep percaya sama rencana Valeron. Karena Cecen tau, Valeron itu orangnya selalu pegang omongan dan nggak pernah ingkar janji,"

"Itu gue yang dulu, Cen. Gua yang sekarang udah penuh dengan kebohongan," potong Valeron dengan suara pelan.

"Hana shock, sampai dia cari pelampiasan. Dewa, awalnya cuma deket biasa, sampai akhirnya mereka berdua jadian dua bulan lalu, dari situ kondisi Hana semakin buruk," Cecen menoleh ke arah Valeron, "Valeron liat sendirikan kondisi Hana? Dia tambah kurus, kan?"

Broken | Valeron [1] & [2] ʀᴇᴠɪsɪTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang