Chapter 7

2.5K 164 30
                                    

"Permisi" Valeron mengetok-ngetok pintu rumah Hana

Bi Ratih membukakan pintu, "Siapa, ya?" Tanya Bi Ratih

"Saya temannya Hana. Ayahnya Hana ada?" Tanya Valeron sopan

"Oh, temannya neng Hana, toh. Silahkan masuk, Den" Bi Ratih mempersilahkan Valeron masuk.

"Duduk dulu, Den. Bibi panggilkan Tuan"

Valeron mengangguk lalu duduk disofa ruang tamu. Bi Ratih pergi menuju tangga, lalu segera memanggil Papanya Hana. Sebut saja Tn. Hendra

Baru kali ini Valeron masuk ke rumah Hana. Sudah empat kali Hana pulang bersamanya, namun Valeron belum berani mengantarnya sampai depan rumah. Paling sampai depan kompleks. Saking Valeron merasa bersalah, Valeron selalu bilang gini ke Hana, "Maaf, gue cuma bisa anterin lo sampai depan kompleks"

Valeron melihat seorang pria berumur, turun meniti anak tangga satu persatu.

"Siang menjelang sore, Om" Valeron menghampiri pria yang notabene-nya Papanya Hana.

"Sore juga" balas Tn. Hendra hangat.

"Silahkan duduk" Tn. Hendra mempersilahkan Valeron duduk kembali

"Makasih, Om" Valeron duduk.

"Valeron, ya?" Tanya Tn. Hendra

"Iya, saya, Om"

"Kamu menyukai anak saya?"

"Saya sayang sama anak Om"

"Kamu tidak sedang bercanda, kan?"

"Saya nggak mungkin datang ke sini, kalau saya cuma ingin mempermainkan anak Om"

Tn. Hendra manggut-manggut, "Saya lihat surat kamu kemarin"

"Iya, itu surat yang sengaja saya kirimkan untuk Hana."

"Jangan bilang, minuman yang kemarin Hana bawa dari kamu?"

"Iya, itu dari saya Om"

"Sini saya kasih tau" Valeron mendekat, "Hana tidak suka dengan coklat"

Valeron menyimak dengan baik, "Lantas, dia suka apa, Om?"

"Milk shake vanilla" kata Tn. Hendra

"Berarti selama ini saya salah, Om?"

"Salah. Tapi saya suka isi surat kamu kemarin. Ternyata kamu sudah siap bertemu dengan saya" Tn. Hendra menepuk pundak Valeron.

Valeron tersenyum malu, "Terima kasih, Om"

Tn. Hendra beranjak, "Om ke kamar sebentar, tadi Om lupa kirim e-mail balasan ke kantor. Sebentar, ya"

"Iya, Om"

Tn. Hendra kembali ke lantai atas. Valeron beranjak. Ada satu foto dengan bingkai besar yang terpajang di dinding dekat tangga.

Ada tiga orang didalam foto tersebut. Ada Tn. Hendra, seorang wanita yang berdiri disamping Tn. Hendra sambil memeluk bocah kecil dengan rambut sebahu.

"Itu foto keluarga" sahut Tn. Hendra sambil turun

"Ini Om, ini almarhumah Mamanya Hana, ini Hana" Tn. Hendra memperkenalkan satu persatu tokoh yang ada didalam foto tersebut.

Valeron mengangguk, mereka kembali duduk.

"Hana disekolah sikapnya seperti apa?" Tanya Tn. Hendra

"Dia pendiam, Om."

"Hananya di mana?" Tanya Tn. Hendra

"Dia pulang sama temannya. Makannya saya langsung ke sini"

Bi Ratih datang, lalu meletakkan dua cangkir teh diatas meja, "Silahkan diminum, Tuan, Aden"

Broken | Valeron [1] & [2] ʀᴇᴠɪsɪTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang