[2] : Valeron nangis?

1.6K 127 35
                                    

Innalilahi wainnailahi roji'un

Kamis, 31 Oktober 2019 pukul 22.11 WIB dirumah sakit Harapan Kita Jakarta

2004-2019
Alfin Farhan Lestaluhu

Al-Fatihah🙏

Semoga tenang disana e kaka:')
Meskipun ose seng kanal beta, meskipun beta cuma tau ose dari TV, tapi duka itu beta dapa rasa akang kaka e😭

Katong samua tapukul tau kaka su seng ada. Kaka pung tamang-tamang samua dong ucapkan bela sungkawa. Asal kaka tau ka:')

Katong seng sangka kalau kaka su berpulang. Tanang-tanang jua disana kaka e:') katong su ikhlas kaka dong kastinggal katong. Semoga mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya. Aamiin

:'(

¤¤¤

Valeron memasuki pesawat, lalu duduk dikursi penumpang sesuai dengan tiketnya. Memandang ke arah luar jendela. Landasan pacu Bandara Adi Sutjipto malam ini dipenuhi kelap-kelip, seperti kesukaan Hana.

Berat sekali meninggalkannya sendiri, walau tidak benar-benar sendiri. Kenangan 7 hari selama di Jogja menambah ketidakrelaan ia meninggalkan kota penuh kenangan ini.

Seorang pramugari memberi petunjuk keselamatan bagi penumpang, Valeron melirik tidak minat, lalu kembali fokus dengan landasan pacu, dan beberapa pesawat yang akan take off. Entah kebelahan mana yang mereka tuju.

Valeron mengambil notebook kecil dari dalam saku celananya, meminjam pulpen dari seorang awak kabin.

Pesawatnya sudah take off, ia menarik napasnya lega, walau ketidakrelaan itu terus menghantui perasaannya. Valeron lalu menulis di notebook kecil yang sedari ia pegang.

Kutinggalkan Jogja dan seseorang yang kujadikan gudang kebahagiaan,
Kutinggalkan Jogja dengan seluruh kenangannya,

Jogja, aku pasti kembali. Menemui salah satu pendudukmu yang paling menawan itu,
Tak akan kukecewakan dia,
Kuselesaikan kuliahku dengan cepat,
Aku tidak bisa jadi sosok laki-laki biasa yang berdiri disamping perempuan luar biasa sepertinya.

Jogja, aku titip perempuanku untuk kau jaga dalam kota penuh kenangan ini.

Valeron menutup notebooknya, lalu memasukkannya dalam saku celananya lagi. Memejamkan matanya dalam-dalam. Membayangkan wajah Hana tengah tersenyum ke arahnya. Berlari-lari sambil tertawa. Menarik tangannya karena lelah berkeliling mall.

Membayangkan pelukan terakhir itu, Valeron mengecek bajunya yang sedari tadi jadi tempat Hana menangis. Bajunya masih basah, basah karena air mata Hana yang tidak rela dengan kepergiannya.

Valeron kembali memejamkan matanya, merasakan rasa sakit yang menghujani hatinya secara bersamaan. Tidak sadar, setetes air mata keluar dari pelupuk matanya yang masih terpejam. Senyum manis perempuan itu seolah tidak mau pergi. Membuat rasa bersalah mulai timbul dibenak Valeron.

Valeron segera menghapus air matanya, berusaha bersikap tenang

¤¤¤

Setelah belasan jam menempuh perjalanan dari Jogja menuju Taipe. Tepatnya ibu kota Taiwan.

Valeron menunggu untuk mengambil bagasinya, mengambil hapenya lalu menelfon Bundanya, "Bun, Peyon udah sampe di Taiwan tadi, ini mau ngambil bagasi,"

"Bunda sudah suruh anak dari temen Bunda buat jemput kamu dibandara. Dia udah ada didepan bandara. Pakai baju abu-abu, pakai celana putih,"

Broken | Valeron [1] & [2] ʀᴇᴠɪsɪTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang