Chapter 21

2.2K 146 58
                                    

"Gue nggak mau banyak omong, atas dasar apa kalian jelek-jelekin nama White Wolf?" Tanya Stefano, menatap satu persatu anggota geng motor amatiran itu. Tak ada satupun dari mereka yang berani menatap kedua mata Stefano yang tenang namun menusuk

"WOI! DISINI ADA ORANG NGGAK?! LO NGGAK DENGER KETUA GUE BILANG APA? JAWAABB!" Suara Valeron menggema ke mana-mana.

Mereka kembali menciut, "banci lo semua!" Maki Andre sambil mendorong salah satu dari mereka

"Jawab gue! Kalian dibelakang berani banget ngomongin White Wolf sembarangan" Ezra bersedekap dada, mengamati wajah-wajah ketakutan mereka

"White Wolf  bukan geng banci! Gue gampar juga tuh mulut satu-satu" tambah Marsel gemas sendiri

Pintu gudang terbuka, menampilkan dua anggota White Wolf  yang tugasnya berjaga didepan jalan. Mereka lari menuju Stefano dkk.

"Lo kenapa?" Kaget Stefano sambil memegangi kedua pundak salah seorang dari mereka

"Ko...Komodra, Bang" ucapnya

Mereka semua tersentak kaget. Valeron langsung mendekat ke Stefano, "Bang, kita nggak bawa semua anak-anak" ucap Valeron. Tahu, bahwa Komodra demen sekali membawa pasukan yang begitu banyak, "kita cuma berduapuluh"

Komodra, musuh bebuyutan White Wolf. Tak henti-hentinya mencari masalah dengan White Wolf  walau sudah kalah berulang kali. Geng yang dipimpin oleh Hanif Sjahbandi itu, beranggotakan kurang labih seratus orang. Geng dari sekolah sebelah yang juga pernah mengajak tawuran sekolah Valeron tanpa sebab yang jelas.

"Berani-beraninya si David muncul. Nggak kapok-kapok emang, ya" Zico menghadap pintu gudang

Diujung sana, ada anggota Komodra yang sudah bersiap-siap dengan jaket warna abu-abu campur putih. Hanif datang lalu tersenyum miring pada Stefano, "beraninya sama geng amatiran. CUPU LO PADA!" Pancing Hanif, diikuti gelak tawa teman-temannya yang berkisar 50 orang.

"DIEM LU!" teriak Ezra

Stefano dkk masih dengan wajah tenangnya,

"CUPU!" Tambah David memanas-manasi, "CULUN LO SEMUA!"

Valeron menoleh ke arah Stefano, yang sudah sedikit tersulut. Ketuanya ini memang tempramen.

"WHITE WOLF APAAN? KUMPULAN COWOK ARISAN?" Nevin berteriak sambil mengacungkan jempolnya ke bawah, "CEMEN!"

Valeron menarik napas dalam-dalam. Menetralisir amarahnya, "Ron, ini udah nggak bisa dibiarin" bisik Alex

"Kita nggak boleh terpancing, Lex. Bukannya tugas Komodra itu emang mancing emosi kita? Jadi sabar aja. Kita bakal bertindak kalau udah waktunya" bisik Valeron lagi

"Bang Stef, tangan kanan lo itu" ucap Resa sambil menunjuk Valeron, "sekarang dibodohi-bodohi sama cinta. Ceweknya Athallah aja dia embat" Resa tertawa kecil, "Valeron, Valeron. Sini gue bilangin, Hana itu cewek bego, cewek yang mau-mau aja diajak ke mana-mana sama Athallah. Kalau malam itu gue nggak ada, mungkin mereka udah nikah sekarang. Gara-gara perutnya Hana buncit kek Om-Om" mereka semua kembali tertawa

Valeron mengeritkan keningnya, ia berusaha tidak memperdulikan ucapan Resa. "Bacot lo!" Bantah Valeron

"Apa? Lo nggak terima?" Tantang Ruy

"Gue nggak ada urusan sama kalian" ucap Stefano dengan tenang

"Stef, anak buah lo itu banci!" kata Hanif, "termasuk ketuanya"

"Bang, ini nggak bisa dibiarin" ucap Cecen

"Hana itu pelacur! Cewek panggilan! Cewek rusak! Cewek malam!" Teriak Resa memancing emosi Valeron

Broken | Valeron [1] & [2] ʀᴇᴠɪsɪTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang