Chapter 5

2.7K 180 19
                                    

Marsel berjalan ke arah Valeron yang sedang berdiri dibalkon kamar Marsel--memandang dengan tatapan gusar.

Hari ini, Valeron menginap dirumah Marsel. Karena terlalu bosan dengan keadaan rumahnya yang setiap saat pasti sepi.

Karena penghuninya jarang pulang.

Valeron mengusap wajahnya kasar, lalu bersandar dipintu kaca--pembatas antara kamar Marsel dan balkon

Marsel ikut berdiri disamping Valeron, "Nyokap lo gimana, Ron?" Tanya Marsel tanpa menoleh

"Ya, gitu-gitu aja" jawab Valeron

"Bokap?"

"Bokap lagi liburan sama keluarga barunya di Jepang"

Marsel menepuk bahu Valeron, "Hana? Gimana? Lo udah berhasil buat dia jatuh cinta?"

Valeron tersenyum getir, "Jujur gue udah capek. Dari kelas sepuluh gue berusaha buat ngeluluhin hatinya Hana. Tapi sampai sekarang belum berhasil. Gue cuma pengen bahagia sama dia. Udah, itu aja"

"Lo nggak boleh nyerah secepat itu, Ron"

"Gue ngejar dia dari awal MOS. Sampai sekarang udah mau ulangan tengah semester kelas sebelas" Valeron merosot, lalu duduk dilantai

"Gue nggak bisa terus-terus diginiin. Gue juga punya hati. Gue emang salah dari awal. Gue tau, tapi..."

Marsel ikut duduk disamping Valeron yang tatapannya berubah menjadi seperti tatapan kelelahan.

"Dari dulu nggak tau kenapa gue nggak bisa dapat kebahagiaan dari yang namanya cinta." Lanjut Valeron

"Roda itu berputar, Ron. Ada saatnya lu bahagia" Ucap Marsel

Valeron tertawa kecil, lalu beranjak. "Mau kemana lu?" Tanya Marsel spontan

"Gue lagi capek" Valeron mengambil jaket dan kunci motornya

"Gue pulang jam tigaan. Nanti gue telepon lu" Valeron memakai jaketnya

"Mau minum lu?" Tanya Marsel peka

Valeron tidak menjawab, ia langsung ngacir keluar kamar Marsel.

Valeron menuruni anak tangga satu persatu lalu segera mengambil motornya didalam garasi rumah Marsel. Ia tidak akan sungkan, karena mereka berdua sudah bersahabat cukup lama.

Valeron melajukan motornya. Membelah dinginnya udara ibu kota malam ini. Sudah hampir jam setengah duabelas malam. Tapi, manusia-manusia itu belum juga bubar dari jalanan.

Menerobos lampu merah, yang juga dilakukan hampir semua orang.

Ia menepikan motornya disalah satu Bar yang ada dipinggiran kota. Melepaskan helm fullface-nya lalu masuk ke dalam.

Beberapa tatapan cewek yang sudah kelihatan mabuk itu, menatap Valeron dengan sorotan mata genit.

Namun, Valeron terus berjalan kearah meja bundar yang ada didalam Bar.

Valeron duduk disalah satu kursi, melihat Ivan yang sedang mengambilkan minuman pada pembeli.

Laki-laki bertato itu datang menghampiri Valeron. "Gimana kabarnya, man?" Tanya Ivan sambil mengelap tangannya

"Baik, Van" mereka bertos ala anak geng motor

"Udah lama lu nggak sini? Ke mana aja lo?" Tanya Ivan

"Gue lagi ada urusan sama anak-anak" jawab Valeron

"Itu muka kusut amat" Ivan duduk dihadapan Valeron

Broken | Valeron [1] & [2] ʀᴇᴠɪsɪTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang