Chapter 28

1.9K 178 69
                                    

"Makasih, ya" ucap Hana sambil tangannya masih bertautan dengan tangan Valeron

"Gue enggak ngajak lo jalan-jalan. Gue juga enggak ngajak lo makan ditempat mewah"

"Tapi, menurut gue, kali ini lebih dari makan ditempat mewah. Atau jalan-jalan dimall. Gue suka. Anti-mainstream"

"Kapan-kapan mau ke sana lagi?"

"Boleh juga"

"Menunya mau nasi padang apa ganti?" Goda Valeron

"Ih, apa sih?" Hana melepaskan genggaman tangan Valeron yang sedari tadi juga ia genggam

"Jangan dilepas" Valeron kembali menautkan tangannya ke tangan Hana

"Kenapa?"

"Nanti hilang"

Hana terkekeh, "ini udah sampai depan rumah gue"

"Ya, siapa tau ada yang mau ngambil elu"

"Enggak ada, Eyon"

"Main sepedanya besok aja, ya?"

"Iya, nggak pa-pa. Tapi..." Hana mengantungkan ucapannya

"Tapi apa?" Valeron mencubit pipi Hana gemas

"Tapi seharian penuh. Dari pulang sekolah sampai magrib. Harus! Nggak nerima penolakkan. Gue maksa"

Valeron terkekeh, "iya, iya, yang penting jangan bolos sekolah"

"Enggak bolos. Aku, kan, anak baik" Hana menunjukkan senyum manisnya

"Ya, udah, sana masuk" Valeron menggoyangkan tangan Hana yang ia genggam

"Bentar lagi"

"Ya, udah, gue tunggu disini" Valeron mempererat genggamannya

Mereka masih saling diam dan saling tatap-tatapan, "gue sayang sama lo, Han" ucap Valeron

Hana hanya tersenyum,

"Gue seneng, walaupun elu belum bisa jadi milik gue, tapi dengan cara ngeliat elu senyum, ngeliat elu ketawa, itu udah bikin gue bahagia. Nggak perlu nunggu sampai elu jadi milik gue" Valeron menatap Hana serius

"Untuk saat ini, mungkin, hati gue masih berusaha buat nerima lu" balas Hana

"Gue hargai. Dan, gue yakin, suatu saat nanti, kita akan hidup berdua dan berbahagia"

Hana tersenyum, "iya, Eyon"

Tangan Valeron terulur untuk membuka kuncir kuda milik Hana. Membiarkan rambut Hana tergerai dan berterbangan ditiup angin.

"Cantik" puji Valeron tulus

Hana tersenyum, "makasih"

"Sekolah harus pakai kuncir kuda, ya. Rambutnya jangan digerai"

"Biasanya juga, kan, rambutnya gue kuncir."

"Takutnya lo lagi pengen ngebuka kuncirnya"

"Emang kenapa kalau gue buka?"

"Nanti tambah cantik. Banyak yang suka. Nanti gue banyak saingannya. Walaupun gue tau, gue yang bakalan menang"

"Pede banget sih"

"Ya, harus"

Valeron mengeluarkan sesuatu dari saku celananya. Itu sebuah liontin cantik berhiaskan dua lumba-lumba yang membentuk bentuk hati, "ini kalung dari Omma. Kalung antik"

"Lucu banget lumba-lumbanya" Hana menyentuh liontin itu

"Mau gue pakein atau pake sendiri?"

"Heh?" Hana kebinggungan.

Broken | Valeron [1] & [2] ʀᴇᴠɪsɪTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang