Setelah kurang lebih 10 hari Valeron di Indonesia, sekarang ia harus kembali lagi ke Taiwan. Meneruskan kuliahnya yang tertunda beberapa hari lamanya.
Hana ikut mengantar Valeron ke bandara walau perasaannya masih tidak bisa melepaskan Valeron untuk kedua kalinya. Ia hanya diam sambil mengenggam tangan Valeron erat. Takut laki-laki itu hilang mungkin.
Hana menatap kosong ke luar jendela. Valeron mengusap-usap tangan Hana. Tau, kalau perempuan itu masih berat membiarkannya pergi.
Si Bapak, supir taksi. Enggan membuka obrolan. Karena tau, bahwa mood si Mbaknya lagi kurang baik.
"Han," panggil Valeron serius, "gue mau ngomong serius,"
"Itu udah ngomong," balas Hana tanpa menoleh.
"Serius," suaramya terdengar sangat serius.
Hana menoleh, dengan tautan tangan masih menyatu, "kenapa?"
"Gue mau ambil program fast track," ucap Valeron satu kali hentakkan napas.
Hana melonggo, "fa-fast track?"
Valeron mengangguk, "gue pengen kuliah sekalian S2 disana. Gapapa, kan?"
Hana diam. Pandangannya menunduk, "5 tahun?" Tanya Hana kembali mengangkat pandangannya.
Valeron mengangguk, "setelah itu gue menetap di Indonesia. Kayak dulu lagi,"
Hana kembali diam.
Bagi yang belum tau fast track. Konsepnya kuliahnya agak mirip dengan akselerasi yang ada disekolah. Yaitu memadatkan materi pembelajaran kuliah sehingga masa studi bisa dipersingkat dibandingkan normal track. Fast track dapat didefinisikan sebagai percepatan kuliah. Dalam program fast track, kuliah S1 dan S2 diintegrasikan. Lulusannya berhak atas S1 dan S2 sekalipun. Bonus S teh!
Back to topic...
"Setelah itu kamu harus sama aku terus. Janji, ya?" Hana mengangkat jari kelingkingnya. Dengan mata menatap Valeron sendu.
Entah mengapa, untuk hanya sekedar mengungkapkan kalimat janji saja, mulut Valeron jadi kelu. Mulutnya seolah kaku dan tidak mau mengeluarkan sepenggal kalimat tersebut.
Ada apa ini?
Apanya yang salah?
Valeron terdiam. Mata mereka saling beradu. Terlintas kekhawatiran dimata Hana. Sedangkan Hana melihat sedikit keraguan dimata Valeron.
Hana menurunkan tangannya. Kembali terdiam sambil memainkan jari jemarinya.
Valeron tidak tega harus melihat tuan puteri kesayangannya bersedih. Valeron mendekatkan kepala Hana ke pundaknya. Agar ia lebih bisa lebih tenang. Ternyata Hana menolaknya. Matanya sudah basah karena air mata yang untuk kesekian kalinya harus jadi saksi. Lagi.
"Kamu ragu, ya?"
Duh! Kalau sudah berbicara pakai aku-kamu, itu berarti sudah paling serius.
Valeron memalingkan wajahnya, tidak tega melihat mata Hana yang basah.
"Liat aku!" Ucap Hana marah karena Valeron tidak mengubris perkataannya.
Valeron masih enggan menoleh.
"Kenapa kamu nggak berani liat aku?!" Hana memegang pipi Valeron. Mengarahkan wajah Valeron agar mau berhadapan dengan wajahnya.
"Kamu ragu?" Tanya Hana dengan suara bergetar, "kamu ragu sama takdir kita?"
Valeron hanya menunduk.
"Liat aku, Valeron! Liat aku!" Hana menangis terisak.
Valeron mengangkat pandangnya perlahan. Memberanikan diri untuk melihat kedua bola mata Hana yang kini berubah kekecewaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken | Valeron [1] & [2] ʀᴇᴠɪsɪ
FanficFFT [FANFICITION TIMNAS] Bagian ketiga sudah dipublikasikan *** Warning! Ceritanya bisa bikin gregetan *** #1 Timnas (16-11-2019) #1 Valeron (16-11-2019) Sebuah kisah yang dirangkaikan dengan sangat hati-hati. Dengan kasih sayang dan cinta, walau pa...