[2] : Ber ---> ingin

1.8K 130 35
                                    

Menggunakan motor vespa berwarna kuning itu, mereka menuju pohon beringin yang tumbuh kokoh di Alun-alun Kidul, yang ada didekat keraton Yogyakarta.

Yogyakarta kelihatannya senang dengan kehadiran mereka berdua yang menambah bahagia suasana kota. Jogja, kota ramah juga rumah bagi sebagian orang. Kota yang berbeda dari kota-kota lainnya. Kota yang mampu menumbuhkan secuil senyum yang lama-lama berkembang jadi senyum lebar.

Suasana Jogja dimalam hari begitu menyejukkan. Lampu-lampu yang berjejer dipinggir jalan, para tukang delman, lampu kelap-kelip odong-odong, jajanan pinggir jalan, juga orang-orang yang lalu-lalang dengan kesibukkan masing.

Hana larut dalam memandangi keadaan jalanan Jogja yang lumayan padat malam itu. Hingga sesuatu menyadarkannya dan membuatnya serasa berada didalam ambang ketakutan.

Rasa takut kehilangan mencuat dipermukaan. Rasa takut akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan ditengah perjalanan kasih mereka akan terputus dan tidak akan tersambung lagi. Rasa takut karena justru jarak yang akan menjawab semuanya. Rasa takut bila takdir tidak sesuai dengan ekspetasi yang selama ini ditaruh diangan-angan. Rasa takut bila semuanya berbeda dari apa yang diharapkan.

Tiga tahun mengenal Valeron dan hampir dua tahun jatuh cinta dengan sosok perkasa didepannya itu. Sosok kuat yang menghapuskan jejak-jejak masa lalunya.

Memang sudah tiga tahun mengenalnya, namun masih sulit untuk menebak apa yang ada didalam kepalanya.

"Ngelamunin apa sih?" Ucap Valeron sedikit berteriak--takut Hana tidak mendengar apa yang dia ucapkan.

Hana tersadar dari lamunannya, "hah?" Jawab Hana tidak mendengar dengan jelas apa yang baru saja diucapkan Valeron

"Ngelamunin apa?"

"Udah makan tadi," jawab Hana asal--kerana tidak dengar dengan jelas.

Valeron tertawa pelan, "makan apa?"

"Dah lah nggak denger." Hana kembali pada alam lamunannya

¤¤¤

Setibanya disana, mereka menjajal berjalan diantara kedua pohom beringin itu sambil menutup mata. Permainan tersebut disebut Masangin.

Biasanya mereka melewatinya sambil berdoa atau mengharapkan sesuatu, jika kita berhasil melewatinya, maka doa atau harapan kita akan menjadi kenyataan atau dalam kata lain akan terjadi dikehidupan nyata. Mitosnya seperti itu

Hana yang pertama kali mencobanya, ia menutup matanya menggunakan sapu tangan, berusaha melewati celah sepanjang sekitar sepuluh meter itu.

Hana berjalan sambil meraba-meraba, takut menabrak sesuatu yang ada didepannya. Dan... Hana berhasil melewatinya. Valeron melihat Hana membuka penutup matanya ketika berhasil melewati dua celah itu.

Hana bersorak senang, ia lalu kembali ke posisinya semula. Memberikan sapu tangan itu kepada Valeron, "berhasil," ucap Hana senang

"Emang tadi ngarepin apa?" Tanya Valeron mengambil sapu tangan

"Ngarepin..." Hana mengantungkan ucapannya, "balik ke Jakarta"

Valeron manggut-manggut lalu mulai memasang sapu tangan itu, bersiap melewati kedua pohon beringin itu.

gue berharap, bisa milikin Hana seutuhnya! Harap Valeron mulai berjalan

Valeron melangkah dengan penuh keyakinan bisa melewati dua pohon beringin kembar yang ada di Alun-alun Kidul itu.

Setelah merasa berhasil melewati celah itu, Valeron membuka sapu tangannya. Dan...

Valeron justru berdiri menghadap salah satu pohon beringin yang ada disisi kanannya. Hana lalu datang, "lo tadi cuma muter-muter doang, Yon" ucap Hana

Broken | Valeron [1] & [2] ʀᴇᴠɪsɪTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang