Chapter 16

2.3K 213 54
                                    

"Nih, ya, dunia ini kejam, jadi kalau lo nggak berjuang, jangan harap lo menang" ucap Ivan sambil kembali menghisap rokoknya

"Dunia gue hancur, Van. Semuanya berantakkan"

"Lo seharusnya lebih bersyukur, mereka masih mau nampung lo. Mereka masih mau tinggal satu atap sama lo. Lah, gua? Mungkin mereka ngeliat wajah gue aja udah muntaber" ucap Ivan sambil terkekeh

"Gue cuma mau pesen sama lo, jangan menggantungkan kebahagiaan lo kepada orang lain. Siapapun itu, bahkan lo juga nggak boleh ngantungin kebahagiaan lo sama nyokap-bokap lo. Karena lo nggak bakalan siap, sewaktu-waktu mereka pergi atau mereka ngehancurin kebahagiaan lo." sambung Ivan

Valeron berusaha menyerap kata-kata Ivan yang penuh arti itu.

"Itu yang bikin lo susah. Lo bakalan sedih kalau nggak ada dia--orang yang bawa kebahagiaan lo. Itu semua cuma buang-buang waktu. Percaya sama gue" Ivan melihat Valeron yang hanya diam.

Valeron mengusap wajahnya kasar.

"Elo, sama gue itu spesial" ucap Ivan tiba-tiba

"Spesial gimana maksud lo?"

"Tuhan ngasih kita cobaan yang nggak dikasih ke orang lain. Karena apa? Karena cuma kita yang kuat ngehadepin, yang lain nggak bisa"

"Gue cabut dulu, ya" pamit Valeron sambil berdiri, "btw makasih nasihatnya. Lo emang sahabat gue"

¤¤¤

Hana mengaduk-aduk minumannya tidak berselara, rasanya ada yang hilang. Sudah tiga hari tidak ada kiriman milk shake vanila. Surat yang biasa dia terima saja tidak ada wujudnya.

"Hana?" Panggil Farah mendekati Hana

"Iya, Far?"

"Aku boleh duduk disini nggak?"

"Oh, boleh" Hana mengubah posisi duduknya, agar Farah bisa duduk disampingnya

"Kamu kenapa? Aku perhatiin dari kemarin kok kayak nggak mood gitu. Kamu nggak pa-pa, kan?"

"Gue nggak pa-pa kok, Far"

Farah meletakkan minumannya diatas meja, "Valeron ke mana? Udah tiga hari ini dia nggak masuk"

"Nggak tau, Far"

"Dia nggak ngasih tau kamu"

Hana menggeleng,

"Hana?!" Teriak seseorang, Hana menoleh, mendapati Marsel yang berlari kecil ke arahnya

"Marsel? Em, Valeron mana?" Tanya Hana

"Gue pengen ngomong sama lo" pinta Marsel

"Ngomong apa?"

"Penting, tapi jangan disini" Marsel menarik tangan Hana,

"Far, gue tinggal bentar, ya" ucap Hana

"Iya, Na"

Marsel mengajak Hana menuju kepojokkan kantin, "Na, gue mau minta tolong sama lo" pinta Marsel,

"Minta tolong apa?"

"Valeron"

"Kenapa Valeron? Oh, iya, kenapa dia nggak masuk? Dia sakit, ya?" Tebak Hana

"Dia butuh elo sekarang"

"Maksudnya gimana sih?"

"Orang tuanya mau cerai" ucap Marsel agak panik

Broken | Valeron [1] & [2] ʀᴇᴠɪsɪTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang