"Kita mau kemana sih? Aku lagi males keluar jin.."
Maurel kini tengah merengek karena Hyunjin malah menyeretnya untuk ikut pergi ke luar.
"Stok makanan kita udah abis rel, emangnya kamu mau makan sarang laba-laba?" ujar Hyunjin sambil memasukkan Maurel ke dalam mobil(?)
"Ish. Kan kita masih bisa delivery!" protes Maurel sambil mencebikkan bibirnya.
"Delivery terus gak sehat rel, mending kita masak sendiri aja." ujar Hyunjin saat sudah duduk di kursi kemudi. Hyunjin lalu menyalakan mesin mobilnya lalu memasang seatbelt-nya.
"Serah." ketus Maurel saat Hyunjin tengah memasangkan seatbelt-nya juga. Hyunjin lalu mengecup pipi Maurel sekilas yang membuat gadis itu semakin melayangkan protesannya.
Hyunjin hanya tertawa saja, menurutnya melihat Maurel marah-marah seperti ini terlihat sangat lucu dimatanya.
Saat sudah memasuki kawasan supermarket, Hyunjin langsung mengambil troli lalu mulai mengelilingi tiap rak sembari merangkul pundak Maurel.
Hyunjin sudah seperti ibu rumah tangga saja, ia membeli semua keperluan yang sudah ia tulis di note kecil. Sedangkan Maurel sekarang tengah sibuk sendiri mengambil macam-macam mie instan yang ingin ia beli.
"Kayaknya kita bakalan butuh troli lagi." ujar Hyunjin saat Maurel sudah menaruh tumpukan mie instan dari pangkuannya.
"Yaudah aku ambil yang baru." ujar Maurel lalu pergi untuk mengambil troli yang baru. Setelah itu Maurel pergi ke rak snack untuk membeli stok camilan kesukaannya.
Hyunjin masih di sibukkan dengan keperluan yang sudah ia tulis di notenya. Setelah semuanya terceklis Hyunjin kemudian berinisiatif untuk mencari Maurel.
"Ini kenapa raknya tinggi banget sih?!" gerutu Maurel saat akan mengambil snack kesukaannya. Maurel terus berjinjit tapi tak kunjung bisa ia ambil. Apa ia memang pendek atau memang raknya yang tinggi?
Sebuah tangan lain tiba-tiba mengambil snack yang akan ia ambil.
"Nih." orang itu kemudian mengulurkan snack nya kepada Maurel. Maurel hanya bisa terdiam, pasalnya ia sangat terkejut bahwa orang yang tengah berdiri disampingnya ini adalah Jeno.
Maurel lalu segera mengambil snack nya. "Makasih." ujarnya singkat dan langsung berinisiatif untuk pergi tapi Jeno segera menahan tangannya.
"Lo kemana aja selama ini ngilang?" tanya Jeno yang membuat Maurel tambah merasa panik dalam hati.
"Bukan urusan lo." jawab Maurel mencoba tetap terlihat tenang.
"Tiap hari bokap sama nyokap lo suka datengin apartemen lo, mereka bahkan pernah nanyain lo ke gue. Sebenernya lo kemana aja sih?" tanya Jeno sambil mengeratkan genggamannya pada lengan Maurel.
"Gue bilang bukan urusan lo."
"Lo pasti lagi ada masalah di rumah kan makanya gak mau pulang? Lo bisa cerita ke gue tapi gak kayak gini juga caranya. Lo harus pulang sekarang rel."
"Gue bilang bukan urusan lo!" bentak Maurel karena merasa sudah kehilangan kesabarannya.
"Rel?" suara Hyunjin langsung mengalihkan perhatian Maurel dan juga Jeno. Pandangan Hyunjin lalu tertuju pada lengan Maurel yang tengah dicengkram oleh Jeno.
"Lo siapa pake pegang-pegang tangan cewek gue?!" tanya Hyunjin dingin kepada Jeno. Jeno awalnya agak terkejut mendengar perkataan Hyunjin, tapi kemudian ia melepaskan tangan Maurel.
"Ayo pulang rel, nyokap lo nyariin lo terus kasian." ajak Jeno yang membuat Hyunjin spontan menarik Maurel ke belakangnya.
"Lo siapa sih pake ngatur-ngatur cewek gue segala?!" bentak Hyunjin dengan pandangannya yang seolah siap menerkam Jeno kapan saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD HABITS✔
Fanfiction"..kok bisa ada bekas lipstik dipipi kamu ya?" "I-ini.. tadi ada tante aku dateng buat jenguk, biasa kalo tante dateng mah suka cium cium pipi." ujar Hyunjin sambil mencoba menghapus bekas lipstik yang ada dipipinya. Gue mendekat ke arah Hyunjin, ta...